PHT mempunyai empat prinsip yaitu budidaya tanaman sehat, pemanfaatan dan pelestarian musuh alami, pengamatan rutin dan petani menjadi manajer/ahli PHT. Aspek budidaya memegang peranan penting untuk memperoleh produksi yang optimal. Dengan memperhatikan jarak tanam, pemupukan, pengairan, pemangkasan, sanitasi kebun dan lain sebagainya, maka akan diperoleh kondisi lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dan hasil akhirnya adalah pertumbuhan yang optimal. Selain itu, faktor serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) juga mempunyai pengaruh yang signifikan. Untuk itu perlu dilakukan pengamatan secara rutin untuk mengetahui kondisi agroekosistem kebunnya. Dengan pengamatan rutin ledakan OPT akan dapat diminimalkan sehingga produksi tidak mengalami penurunan yang cukup tajam.
Dalam PHT, terdapat berbagai cara pengelolaan OPT yang dapat dipadukan satu dengan yang lainnya. Pengetahuan tentang jenis OPT, siklus hidupnya, stadia yang menyerang tanaman dan waktu menyerang tanaman harus dimiliki oleh petani sehingga keputusan pengendalian dapat diambil secara tepat. Begitu pula dengan berbagai cara dalam pengelolaan OPT, sehingga pemakaian pestisida kimia dapat dihindarkan dan apabila harus dipergunakan dapat digunakan dengan sebijaksana mungkin.
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur melakukan kegiatan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan petani baik secara individu maupun berkelompok dalam melaksanakan PHT secara berkelanjutan dengan memperhatikan prinsip-prinsip PHT. Hasil akhir yang diharapkan adalah petani akan menjadi ahli PHT/manajer kebunnya sehingga tingkat kehilangan hasil dapat diperkecil. Selain itu mutu produk kebunnya akan menjadi lebih baik sehingga nantinya akan dapat bersaing dengan produk lainnya dalam pasar global.
Kegiatan SLPHT pada tahun 2017 dilaksanakan di lima kabupaten di Jawa Timur yaitu Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Malang, Ngawi dan Pacitan. Untuk Kabupaten Probolinggo dan Pasuruan adalah SLPHT Kopi sedangkan tiga kabupaten lainnya adalah SLPHT Kakao. Kegiatan dimaksud diikuti oleh 20 orang dengan kesetaraan gender sebanyak 25% untuk setiap kelompok. Kegiatan dilaksanakan selama 10 kali, termasuk didalamnya pembukaan, pelaksanaan dan field trip.