Image

Hama Pada Tanaman Tebu

04 Mar 2020  |   Artikel   |   1997 views

  1. URET (Lepidiota stigma Fabricus)

    a. Ekologi Hama Uret
    Stadia pada hama uret terdiri dari telur, larva, pupa dan imago. Telur bewarna putih kekuningan, panjang ± 2 mm dan lebar ± 1 mm, fase telur yaitu 14 – 15 hari. Pada stadia larva, uret yang baru menetas berwarna putih kekuningan dengan kepala berwarna coklat. Fase larva berlangsung selama 7 – 8 bulan, yaitu instar 1 (Desember – Januari), instar 2 (Februari – Maret), instar 3 (April – Juni) dan instar 4 (Juni- Juli). Stadia pupa berlangsung selama 20 – 30 hari. Stadium prapupa, larva instar terakhir membuat kokon dalam tanah yang berdinding keras dengan permukaan sebelah dalam yang licin pada kedalaman 15 – 50 cm untuk tempat istirahat. Pada kelembaban tanah yang sesuai, kumbang akan keluar dari kokon pada awal musim hujan.

    Imago uret berwarna coklat keabu-abuan dan tubuh ditutupi sisik berwarna kuning atau putih kekuningan. Pada ujung elitra (sayap tebal) terdapat bercak putih berukuran ± 1,5 mm. Panjang tubuh imago betina ± 4,3 - 5,4 mm dan lebar ± 2,2 – 2,7 mm, sedangkan panjang tubuh imago jantan ± 4,2 - 5,3 mm dan lebar ± 2 – 2,6 mm. Seekor kumbang betina dapat bertelur 20 – 40 butir. Fase imago berlangsung selama 50 – 60 hari. Siklus hidup berlangsung ± 1 tahun, uret berada di pertanaman tebu pada stadia larva instar 3 – 4.

    b. Tanda Serangan
    Serangan hama uret ditandai dengan pucuk tanaman menjadi layu, kemudian menguning mirip tanda kekeringan. Kelayuan terjadi karena adanya kerusakan pada akar sehingga pengangkutan zat hara dan air menjadi terhambat. Pada serangan berat mengakibatkan akar tanaman habis dimakan uret sehingga tanaman mudah dicabut. Pada bagian pangkal tanaman terbentuk rongga gerekan yang besar dan dapat mengakibatkan tanaman mati.

    c. Pengendalian
    1. Kultur teknis, dengan cara pengolahan tanah yang dalam dengan alat mekanisasi. Uret yang terpapar di permukaan tanah dikumpulkan dan dimusnahkan.
    2.Pemupukan sesuai anjuran.
    3. Pemberian mikoriza pada benih tebu agar bisa bersimbiosis dengan perakaran tebu dan tebu bisa tumbuh dengan sehat.
    4. Pembersihan gulma agar tidak menjadi inang alternatif.
    5. Mekanis, pengambilan larva uret secara manual bersamaan dengan pengolahan tanah
    6. Pemasangan lampu perangkap dan jaring untuk menangkap imago
    7. Biologi, Dengan memanfaatkan nematoda entomopatogen (NEP) Steinernema sp dan metarhizium
    8. Dengan menggunakan tanaman perangkap. Tanaman perangkap yang digunakan harus lebih muda dari tanaman pokoknya. ?Tanaman perangkap diberi perlakuan agen pengendali hayati agar uret yang memakan tanaman perangkap terinfeksi dan akhirnya mati.
    9. Kimiawi, Cara ini dilakukan secara bijaksana. Insektisida yang digunakan adalah yang berbahan aktif diazinon sebanyak 20 kg/ha dengan cara ditaburkan pada larikan tanaman dan insektisida cair yang berbahan aktif imidakloprit dengan dosis 375 gr/ha.

  2. PENGGEREK PUCUK (Scirpophaga excerptalis Walker)

    a. Ekologi Hama
    Stadia telur berlangsung selama 8 – 9 hari. Telur berbentuk oval, berwarna putih kekuningan, tersusun seperti sisik ikan dalam 2 – 3 lapis, berukuran 1 – 1,5 mm. Telur diletakkan berkelompok di bagian bawah daun (6 – 80 butir/kelompok). Larva instar 1 – 2 berwarna putih keabu-abuan, larva instar 3 – 4 berwarna kuning kecoklatan. Warna larva berubah menjadi kuning keputihan ketika akan menjadi pupa. Panjang larva 2 – 4 cm. Lama stadia larva 35 hari. Pada stadia pupa hidup di dalam ruas muda tanaman tebu. Pupa agak lunak, berwarna kuning pucat dan berbintik-bintik coklat kuning. Pupa betina ujung perutnya berwarna merah. Fase pupa berlangsung selama 8 – 12 hari. Ngengat berwarna putih mengkilap pada sayap maupun dadanya. Ujung abdomen ngengat betina berjambul merah. Ngengat betina dapat kawin dan bertelur sehari setelah keluar dari pupa. Siklus hidup penggerek pucuk betina 48 – 58 hari, jantan 50 – 56 hari.

    b. Tanda Serangan
    Adanya deretan lubang horizontal berwarna coklat pada daun. Lorong gerek memanjang di ibu tulang daun. Pada tanaman yang terserang, daun muda yang masih menggulung akan kering dan mati. Apabila batang dibelah membujur maka akan kelihatan lorong gerekan dari titik tumbuh menuju ke bawah kemudian mendekati permukaan batang bahkan menembus batang.

    c. Pengendalian
    1. Pemasangan light trap, feromon untuk menangkap ngengat
    2. Menggunakan varietas tahan/toleran dan benih bebas penggerek, misalnya PS 851, PSJT 941 dan PS 881;
    3. Pengendalian secara hayati dilakukan dengan pelepasan Trichogramma sp., lalat jatiroto atau lalat Sturmiopsis inferens
    4. Mekanis, dengan cara sanitasi kebun, rogesan dan pengumpulan telur.
    5. Pengendalian secara kimia dengan menggunakan insektisida berbahan aktif antara lain : profenofos, karbofuran, asetat karbaril, fipronil dan kartap hidroklorida.

  3. Penggerek Batang

    a. Penggerek Batang Bergaris (Chilo sacchariphagus)
    - Ekologi Hama
    Telur berbentuk oval, pipih dan berwarna putih mengkilat dan berwarna kehitaman menjelang menetas, ukuran 0.5 – 1 mm, fase telur 7 – 30 hari. Larvanya memiliki empat garis membujur pada punggungnya, lama fase larva 37 – 40 hari. Sedangkan fase imago berlangsung selama 4 – 6 hari. Ukuran imago jantan 1,5 – 2 cm dan imago betina 2 – 2,5 cm.

    - Tanda Serangan
    Terdapat bercak transparan memanjang tidak beraturan pada daun. Serangan pada tebu dapat mematikan titik tumbuh. Bagian luar ruas muda yang digerek terdapat serbuk bekas gerekan, yang masihbasah dan berwarna kuning coklat yang menunjukkan bahwa gerekan masih baru. Jika batang yang terserang dibelah maka akan terlihat lorong – lorong gerekan yang tidak teratur.

    b. Penggerek batang berkilat (Chilo auricilius)
    - Ekologi Hama
    Telur berbentuk bulat lonjong putih, diletakkan di permukaan bawah daun. Telur dijumpai pada daun muda, fase telur berlangsung 5 – 6 hari. Pada fase larva berlangsung selama 21 – 41 hari. Warna larva putih kekuningan dengan warna kepala lebih tua dari warna tubuhnya. Ukuran larva 2 – 3 cm, terdapat garis membujur pada tibuh larva, tetapi garis yang berada di tengah tubuh tidak terlihat jelas. Pada fase pupa berlangsung selama 5 – 7 hari. Pupa berwarna kuning coklat dengan garis-garis melintang dari segmen 6 – 8. Pada bagian kepala terdapat 5 tonjolan seperti tanduk. Sedangkan fase imago berlangsung selama 35 – 60 hari. Imago jantan 1,5 – 1,8 cm dan imago betina 2 – 2,5 cm, imago berwarna abu-abu.

    - Tanda Serangan
    Pada daun terdapat bercak – bercak transparan bekas gerekan larva berbentuk bulat oval dan dibatasi warna coklat. Hama ini dapat menyerang pada tanaman yang berumur 2 bulan dan dapat menyebabkan kematian. Serangan pada tanaman yang sudah beruas mengakibatkan rusaknya ruas sehingga ruas bagian atasnya tidak tumbuh normal, tanaman menjadi kerdil dan bobot tebu akan menurun. Lorong bekas gerekan di dalam batang agak teratur dan lurus meskipun terkadang mencapai kulit batang.

    c. Penggerek batang raksasa (Phragmataecia castanea)
    - Ekologi Hama
    Telur berbentuk oval dan diletakkan secara berkelompok (3- 143 butir/kelompok). Telur diletakkan pada pucuk daun yang mati (puser) atau pada daun tua dan kering yang masih melekat pada batang. Daun tempat melekatnya telur, tepinya menggulung dan melekat satu sama lain. Fase telur 9 – 10 hari. Pada fase larva berlangsung selama 78 – 82 hari. Larva berada di dalam pelepah selama 2 minggu kemudian masuk ke dalam batang tebu. Larva berwarna putih kemerah-merahan. Panjang larva 5,5 cm. Pupa berada di dalam batang atau di tepi lubang gerekan. Ukuran pupa 3 – 4 cm. Warna pupa kuning muda, namun setelah beberapa hari menjadi lebih gelap dan menjadi coklat tua dengan ujungnya yang berwarna kehitaman. Fase pupa 14 – 19 hari. Imago berwarna kecoklatan. Pada ujung sayap belakang berwarna ungu kehitaman. Panjang imago betina rata – rata 3 cm dengan rentang sayap 4,9 cm. Panjang imago jantan rata – rata 2,18 cm dengan rentang sayap sekitar 3,75 cm.

    - Tanda Serangan
    1. Adanya lubang – lubang bekas gerekan pada batang tebu yang mudah dilihat dari luar. Hama ini dapat menyerang tanaman muda sampai tanaman tua.
    2. Serangan pada tanaman muda dapat menyebabkan kematian pucuk. Pada tanaman yang berumur lebih dari 3 bulan, terjadi kerusakan pada ruas dan dapat menyebabkan ruas patah.
    3. Serangan pada tanaman tua dapat menyebabkan kematian tanaman.
    4. Pada pangkal batang terdapat serbuk gerekan larva. Bekas lubang gerekan berwarna merah

    d. Pengendalian
    Pemasangan light trap, feromon untuk menangkap ngengat
    • Menggunakan varietas tahan/toleran dan benih bebas penggerek, misalnya PS 851, PSJT 941 dan PS 881;
    • Pengendalian secara hayati dilakukan dengan pelepasan Trichogramma sp., lalat jatiroto atau lalat Sturmiopsis inferens
    • Mekanis, dengan cara sanitasi kebun, rogesan dan pengumpulan telur.
    • Pengendalian secara kimia dengan menggunakan insektisida berbahan aktif antara lain : profenofos, karbofuran, asetat karbaril, fipronil dan kartap hidroklorida.

  4. TIKUS (Rattus argentiventer)

    - Ekologi Hama
    Spesies tikus yang sering dijumpai di perkebunan tebu adalah tikus sawah (Rattus argentiventer), Wirok (Bandicota indica) dan tikus ladang (Rattus exulans). Lokasi yang paling disukai sebagai tempat persembunyian/sarang di perkebunan tebu adalah tumpukan sampah sisa keprasan tebu, pematang kebun, sekitar lairan air irigasi, got/selokan dan bantaran sungai.

    - Tanda Serangan
    Tikus merusak pangkal batang, batang dan pucuk tebu sehingga tidak dapat diproses di pabrik menjadi gula karena banyak batang yang patah hingga roboh dan mati.

    - Pengendalian
    Sanitasi lingkungan pada sarang-sarang tikus dan gulma yang ada di dalam kebun tebu.
    • Mekanis/gropyokan dan penggalian sarang tikus dengan bantuan anjing, terutama pada pematang – pematang sawah dan sekitar saluran irigasi.
    • Emposan
    • Penggunaan predator, yaitu burung hantu
    • Penggunaan rodentisida.

Author By : Irma Kisworini, SP. - Hama Pada Tanaman Tebu - 04 Mar 2020