Image

Pemprov Bantu Bibit Mete 140 ribu Batang

06 Jul 2011  |   Berita   |   130 views

Rata-rata bantuan itu diberikan pada kabupaten yang ada di Madura.  Mengingat struktur lahan yang mereka miliki, seperti Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.  Memang selama ini, produktivitas jambu mete masih didominasi oleh empat kabupaten di wilayah Madura.

Jika diperinci bantuan itu, Kabupaten Bangkalan mendapat jatah 350 hektar dengan bibit sebanyak 35.000 batang atau perhektar akan ditanami 100 bibit jambu mete.  Sampang sebesar 450 hektar dengan bibit 45.000 batang.  Sedangkan Pamekasan mendapatkan jatah bibit 20.000 batang untuk 200 hektar dan Sumenep sebanyak 40.000 batang untuk 400 hektar lahan.

Dari seluas lahan 1.400 hektar yang akan diberi bantuan bibit jambu mete itu, seluas 500 hektar diantaranya dibantu menggunakan dana APBN 2011 dan sisanya dari APBD Jatim.  Rencananya, pengadaan bibit dilakukan pada Oktober mendatang dan setelahnya pada November akan dilakukan pemeliharaan tanaman dan pembinaan bagi petani setempat.

Dari aspek hasil produksi jambu mete, Indonesia selama ini masuk peringkat kelima dunia setelah India, Nigeria, Brazilia dan Tanzania.  Dari hasil produksi di Indonesia, ternyata Jatim memberikan kontribusi sekitar 11 persen terhadap produksi mete nasional.  Dari kontribusi Jatim itu, Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep memiliki potensi mete terbesar dengan lahan seluas 30.167 hektar.

Selama ini, Bangkalan memiliki lahan 8.339 hektar dengan produksi 1.833 ton, Sampang 8.931 hektar dengan produksi 3.744 ton, Pamekasan 2.038 hektar dengan produksi 1.070 ton serta Sumenep 10.859 hektar dengan hasil produksi 3.398 ton.  “Dengan penambahan bibit pohon jambu mete sebanyak 140.000 batang, maka diharapkan ke depan hasil produksi bisa lebih meningkat,” kata Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Ir. Moch. Samsul Arifien, MMA.

Dari aspek sumberdaya manusianya, secara tradisional petani pantai utara Madura sudah terbiasa dalam melaksanakan budidaya mete.  Sehingga upaya pembinaan untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitas produk, tidak terlalu sulit.  Bahkan, kini telah berkembang kelompok-kelompok tani dengan usaha berbasis komoditi mete.

Selama ini, petani menjual produknya dalam bentuk biji/glondong mete.  Hal ini disebabkan karena berbagai keterbatasan petani. Antara lain petani perlu cepat mendapatkan uang, skala produksi yang kecil/tidak efisien, kekurangan sarana pengolahan.  Untuk pengolahannya selama ini masih dilakukan oleh perusahaan atau eksportir mete.

Di sisi lain, besarnya potensi ekspor mete juga masih menimbulkan berbagai persoalan.  Beberapa diantaranya adalah rendahnya produksi, produktivitas dan kualitas hasil komoditi mete.  Bahkan, areal tanaman yang tua dan rusak masih cukup luas, yaitu 9.571 hektar atau sekitar 20 persen.  Selain itu, lemahnya daya saing komoditi jambu mete dan posisi tawar petani juga menjadi kendala yang kerap terjadi.

Menilik hal tersebut, maka upaya pengembangan areal tanaman mete di Pantura Madura seluas 1.400 hektar diharapkan mampu mengatasi berbagai persoalan yang ada.  Selain itu, Disbun juga bakal memberikan pembekalan kemampuan SDM bagi aparat, petani dan pemangku kepentingan yang menangani mete.  Harapannya mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di Pantura Madura.

Sumber : Bhirawa, 6 Juli 2011

Author By : Admin - Pemprov Bantu Bibit Mete 140 ribu Batang - 06 Jul 2011