Image

Lagi, Program Bongkar Ratoon Tebu Direalisasikan 2013

29 May 2012  |   Berita   |   73 views

Tebu merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menjadi bahan baku gula konsumsi bagi masyarakat. Guna mempertahankan produktivitas tebu berbagai upaya dilakukan. Salah satunya melalui program bongkar ratoon. Terakhir program digulirkan pada 2008 lalu. Rencananya, program serupa kembali direalisasikan pada 2013 mendatang.
Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Ir Moch Samsul Arifien MMA mengatakan, selama ini dari proses tanam tebu oleh petani jarang sekali dilakukan tanam bibit baru. Dari panen awal, kata dia, hasil dan rendemen bisa sangat tinggi. Namun, akar yang kembali tumbuh setelah dikepras awal kualitasya akan menurun.
Yang terjadi di lapangan, ujar Samsul, pada proses kepras ratoon 1 atau panen kedua itu terus dilakukan hingga panen hingga kepras ratoon 8. Kebiasaan petani tak membongkar tebunya dan mengganti bibit baru itulah yang membuat kualitas tebu dan rendemen terus menurun.
Selama ini, kata dia, rendahnya rendemen juga terjadi dari proses panen tebu oleh petani. Ia mencontohkan, saat panen, petani kerap mengepras/memotong batang tebu tidak pokmah (ngepok lemah) tapi kepras 10-15 cm dari akar. “Padahal, kandungan gula tertinggi tebu ada di bagian batang bawah dekat akar, jika tak dikepras pokma, maka petani sendiri rugi dan rendemen bisa rendah,” ujarnya.
Selain itu, dengan sistem kepras yang tidak pokma ini, kecenderungan tumbuhnya batang baru lebih kecil atau berupa tunas gogolan, karena tak tumbuh dari akar, melainkan tumbuh dari tunas batang. Sehingga, usai panen, petani pun masih harus kembali mengepras batang hingga pokma agar tebu bisa tumbuh bagus.
Dengan kondisi intensitas hujan sering, lanjut dia, lahan tebu juga menjadi banjir dan becek. Sehingga, truk tak bisa masuk lahan dan perlu biaya lebih untuk tebang tebu dari proses kepras hingga menaikkan ke truk yang posisinya lebih jauh dari lahan tebu.
“Program bongkar ratoon akan menjadi solusi bagi petani agar bibit tebu yang sudah terlalu lama dan sering dipanen dapat diganti bibit baru agar produktivitas jadi meningkat,” kata Samsul.
Terakhir kali, kata dia, bongkar ratoon dilakukan 2008 lalu. Saat itu, tiap hektar lahan mendapat bantuan bibit tebu baru sekitar Rp 7-8 juta. Untuk realisasi 2013, pihaknya telah mendapatkan informasi untuk anggaran bongkar ratoon bakal dialokasikan dari APBN. Namun, berapa besarnya dana tersebut kini belum diketahui.
Program penggantian varietas tebu melalui program bongkar ratoon di Jatim ini diawali tahun 2003. Untuk tahun 2003 - 2005 mencapai 97.135 hektar yang terdiri dari hasil bongkar ratoon tahun tanam 2003/2004 terealisasi 26.125 hektar. Pada musim tanam 2004/2005 seluas 31.110 hektar, musim tanam 2005/2006 seluas 39.900 hektar. Tahun 2008 bongkar ratoon dan rawat ratoon dilakukan dilahan seluas 9.128 hektar. (riz)

Author By : Yasint - Lagi, Program Bongkar Ratoon Tebu Direalisasikan 2013 - 29 May 2012