Permasalahan industri gula di Jatim setiap tahunnya antara lain : bibit yang ada di kebun varietas lama mengalami degradasi genetik, dominasi lahan tegal (55%), dominasi ratoon berulang-ulang (85%) dan hari giling hanya 145 hari. Adanya Program Akselerasi Peningkatan Produktivitas Gula mampu meningkatkan produksi gula Jatim. Pelaksanaan program akselerasi antara lain : kegiatan Bongkar Ratoon, Penguatan Kelembagaan, dan Rehabilitasi Pabrik Gula.
Melalui program akselerasi, dari target program Bongkar Ratoon selama tahun 2005 sebanyak 12.000 Ha mampu terealisasi 31.110 Ha. Areal tebu tergiling mencapai 169.339 Ha, produski tebu 15.506.586 ton, serta produksi gula yang dihasilkannya 1.048.734 ton. Produksi gula tersebut lebih tinggi dari Surat Edaran (SE) Gubernur Jatim yang menargetkan 939.949 ton.
Restrukturisasi industri berbasis tebu sejak 2005 s/d 2010, beberapa program yang akan dilaksanakan Pemprop Jatim antara lain : peningkatan kualitas perbaikan dan pemeliharaan peralatan, peningkatan operasional dan penerapan instrumentasi, peningkatan investasi peralatan yang selektif serta aplikasi teknologi baru.
Sampai dengan akhir bulan Oktober 2006, total produksi gula Jatim 1.035.597,06 ton, total tebu giling 14.184.093,20 ton dari luas areal giling 163.800,45 Ha. Dengan kualitas rendemen yang dihasilkan dari setiap pabrik gula di Jatim, berkisar antara 7 s/d 8 dengan rata-rata 7,30.