Bahkan dari hasil uji coba penanaman yang telah dilakukan PG Candi Baru Sidoarjo, di Kecamatan Omben, Ketapang dan Jrengik Kabupaten Sampang per hektarnya mampu menghasilkan 70 – 90 ton tebu siap giling.
Berdasarkan data dan fakta tersebut, maka Dinas Perkebunan Jatim pada tanggal 9 Februari 2011, berinisiatif mengadakan sosialisasi pengembangan tebu di Pendopo Kabupaten Sampang, Madura, yang dilanjutkan dengan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) pengembangan tebu antara Bupati Sampang dengan Direktur Utama PTPN X.
Sosialisasi yang bertujuan untuk menambah pengetahuan, kemampuan dan perubahan pola pikir petani Madura ini dihadiri Bupati Sampang, Drs Nur Cahya, Kepala Bakorwil Pamekasan, Ir Eddy Santoso, MM, Direktur Tanaman Semusim Direktorat Jendral Perkebunan, Dr Agus Hasanudin, M.Sc, Direktur PTPN X, Ir Subiyono, M.MA, Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Ir Moch Samsul Arifien, M.MA, Kepala Bidang Usaha P3GI Ir H Abdul Rasyid, MM, Direktur PT Tjandi Baru, Ketua APTRI Wilayah PTPN XI Arum Sabil dan Anggota Komisi B DPRD Jatim.
Sedang peserta sosialisasi adalah para petugas Dinas yang membidangi perkebunan, petugas penyuluh yang membidangi perkebunan kecamatan, Kepala Desa, tokoh masyarakat dan dan ulama di Kabupaten Sampang dan Bangkalan serta Ketua Asosiasi Petani Tebu dan Tembakau.
Menurut Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Ir Moch. Samsul Arifien, M,MA, untuk tahun 2011 di Kabupaten Sampang dan Bangkalan direncanakan penanaman tebu seluas 1.000 hektar, dengan sumber biaya PTPN X seluas 500 hektar dan APBN sebagaimana disanggupi Dirjenbun seluas 500 hektar melalui APBNP (Perubahan).
Untuk pengembangan tebu di Madura ini PTPN X telah membentuk satuan kerja tersendiri di Sampang yang langsung ditangani Direksi, dengan sasaran pada tahun 2011 seluas 500 hektar yang diikuti dengan pembangunan kebun bibit.
Adapun 500 hektar yang dijanjikan Dirjenbun, 100 hektar merupakan rintisan pengembangan Kebun Bibit Datar (KBD) dan perluasan tebu KTG (Kebun Tebu Giling) seluas 400 hektar.
Sedangkan P3GI telah pula mempersiapkan dan menyediakan varietas bibit tebu yang sesuai dengan agroklimat di Madura, yakni jenis PS JT. Selain itu juga akan mengkaji potensi dan fungsi drainase pada lahan pengembangan tebu.
”Nah sekarang yang dibutuhkan tinggal bagaimana masyarakat petani Madura membentuk kelembagaan kelompok koperasi dan asosiasi petani tebu di masing-masing wilayah sesuai dengan potensinya,” imbuhnya.*