Image

Bongkar Ratoon Jatim 2013 Lampaui Target

07 Feb 2014  |   Berita   |   110 views

Kepentingan nasional dalam pemenuhan kebutuhan gula masih banyak tergantung dari Jawa Timur. Berbagai upaya untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan modernisasi teknologi pertanian tebu terus dilakukan. Kementerian Pertanian memberikan dukungan teknis dan non teknis untuk pengembangan tebu dan gula di Jawa Timur. Tahun 2013 melalui Direktorat Jenderal Perkebunan, pemerintah menggelar program bongkar ratoon seluas 28.400 ha untuk Jawa Timur.

            Bongkar ratoon di Jawa Timur pada Tahun 2013 ternyata melampaui target, di lapangan terealisasi mencapai 39.997 ha. Perincian luasan lahan bongkar ratoon adalah  dari dana APBN seluas 14.463 ha, dari PTPN X seluas 12.077 ha, dari PTPN XI seluas 11.546 ha, dari PT Rajawali Nusantara Indonesia seluas 972 ha, dari PG Kebon Agung seluas 784 ha dan dari PG Candi seluas 155 ha.

            Secara teknis bongkar ratoon adalah membongkar tanaman tebu yang sudah tiga kali kepras atau lebih, yang dinilai produktivitasnya makin turun. Untuk itu harus diganti tanaman baru, yang tidak hanya fresh tapi juga dipilihkan varietas-varietas yang lebih unggul. Ini juga kesempatan membuktikan keunggulan varietas-varietas baru yang memiliki kemampuan menghasilkan rendemen lebih tinggi.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur Ir. Moch. Samsul Arifien, MMA. menuturkan bahwa bongkar ratoon di Jatim melampaui target hingga 140%. Walaupun yang bersumber dari APBN hanya terealisasi 14.463 ha namun secara total realisasinya melampaui target. Ini disebabkan pelaksanaan bongkar ratoon di Jawa Timur tidak hanya dibiayai oleh APBN saja, namun dibiayai dari berbagai sumber, yakni: APBN; KKPE (Kredit Ketahanan Pangan dan Energi); PKBL (Program Kemitraan Bina Lingkungan) dan PMUK (Penguatan Modal Usaha Kelompok).

Pada pelaksanaan di lapangan program bongkar ratoon ini tidaklah tanpa hambatan sama sekali. Kendalanya berupa anomali cuaca yang membuat petani memundurkan jadwal tebangnya, di samping disebabkan  karena tanaman tebu mengalami pertumbuhan vegetatif kembali sehingga rendemen rendah, juga truk pengangkut tebu belum bisa masuk lahan karena becek oleh hujan, yang kalau dipaksakan tebang akan menambah ongkos kuli angkut dari tempat tebang menuju truk pengangkut tebu. Mundurnya jadwal tebang dari petani ini mengakibatkan pelaksanaan bongkar ratoon yang mestinya dijadwalkan Juli - Agustus baru efektif dilakukan pada bulan September. Kadisbun menyebutkan bahwa mulai bulan September itulah permintaan bongkar ratoon tinggi, tetapi saat itu ketersediaan bibit dari penyedia barang sudah banyak yang kadaluarsa (berjenggot).

Namun pada kenyataannya berbagai kendala tersebut tidak menjadikan program bongkar ratoon di Jawa Timur gagal, bahkan target terlampaui hingga 140%. Program bongkar ratoon sebagai salah satu upaya meningkatkan rendemen, produksi dan produktivitas tanaman tebu terakhir dilakukan pada tahun 2008 silam, pada tahun-tahun berikutnya petani tebu enggan melaksanakan bongkar ratoon sendiri, dikarenakan masalah biaya yang akan bertambah. Mereka biasanya hanya mengepras saja tanaman tebunya berulang-ulang, sehingga berdampak menurunnya rendemen, produksi dan produktivitas. Tentunya dengan adanya program bongkar ratoon yang diadakan pemerintah ini akan mendorong petani untuk mengikuti program bongkar ratoon yang goal terakhir nantinya adalah kesejahteraan para petani tebu. (Tim)

Author By : Rokhma - Bongkar Ratoon Jatim 2013 Lampaui Target - 07 Feb 2014