Image

TANGGAP DARURAT DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TIMUR ( DAMPAK LETUSAN GUNUNG KELUD TERHADAP TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT )

17 Feb 2014  |   Berita   |   57 views

Letusan Gunung Kelud yang terjadi pada Kamis, 13 Februari 2014 telah menyebarkan material vulkanik berupa abu, pasir, dan batuan ke sejumlah wilayah di Kabupaten Kediri, Blitar, Malang dll. Pada radius < 15 km dari puncak Kelud, material yang tersebar didominasi oleh pasir dan batuan ukuran 1- 3 cm. Pada radius > 15 km dari puncak Gunung Kelud, material didominasi pasir dan abu vulkanik. Untuk mengetahui pengaruh letusan tersebut terhadap tanaman perkebunan, telah dilakukan kunjungan evaluasi oleh Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur Ir. Moch. Samsul Arifien, MMA ke sejumlah wilayah terdampak letusan Gunung Kelud pada tanggal 16 - 17 Pebruari 2014 ( 3 hari pasca letusan ).

Dari evaluasi di lapangan secara umum kerusakan di Kabupaten Kediri adalah yang terbesar dan signifikan menurunkan produksi tanaman perkebunan rakyat, sedangkan kerusakan di Kabupaten Malang dan Blitar dampaknya ringan dan tidak signifikan menurunkan produksi. Di Kabupaten Kediri wilayah perkebunan yang terkena dampak letusan Gunung Kelud meliputi Kecamatan Puncu, Kepung, Ngancar, Pagu, Plosoklaten dan Wates. Di Kabupaten Blitar meliputi Kecamatan Nglegok, Garum dan Ponggok, sedangkan di Kabupaten Malang meliputi Kecamatan Ngantang, Kasembon dan Pujon. Tanaman perkebunan yang terpantau mengalami kerusakaan adalah tanaman tebu, kopi, kakao dan cengkeh.

Akibat terpaan material vulkanik, perkebunan tebu mengalami dua kondisi berbeda tergantung jarak lokasi dari puncak kelud. Kondisi di radius < 15 km tanaman tebu masih tegak berdiri namun daunnya rusak terbakar, sobek (suwir-suwir) dan patah akibat material vulkanik yang turun berupa pasir kasar dan kerikil yang diduga masih panas. Panasnya material vulkanik yang menyebabkan daun tebu sobek (suwir-suwir) dalam beberapa hari berakibat daun tebu mengering. Kondisi berbeda terjadi di daerah radius > 15 km, terdapat areal tebu yang roboh. Tebu yang tanam awal dan sudah tumbuh besar ( umur 8-10 bln ) kondisi roboh akibat material vulkanik yang sudah berupa abu halus menempel di daun, dan beban berat ini yang mengakibatkan tebu roboh.

Kondisi kerusakan tersebut mempengaruhi produksi gula yang diperkirakan akan mengalami penurunan. Upaya perbaikan bagi tanaman tebu yang masih kecil dapat segera dipulihkan dengan pemberian pupuk NPK tebu dan pupuk organik, sedangkan bagi tanaman sudah besar yang roboh tidak perlu diikat agar berdiri lagi karena dikhawatirkan akan menjadi patah, diupayakan tebu roboh tersebut ditebang lebih awal saja.

Kerusakan pada tanaman kakao juga bervariasi tergantung jarak lokasi dari puncak Kelud. Tanaman kakao yang berada di radius 7 km habis terbakar ( terjadi di Kecamatan Puncu ), di daerah radius 9 km terjadi kerusakan daun dan ranting cukup besar, daun robek dan terbakar, pembungaan rontok dan buah kakao yang masih kecil rontok sedang buah yang besar diperkirakan ukuran bijinya lebih kecil. Sementara di radius 10 km lebih tingkat kerusakan lebih ringan, sebagian besar daun muda rusak ( robek dan mengering seperti terbakar) dan daun tua sebagian juga mengalami kerusakan. Setelah daun muda mengering, tanaman akan membentuk flush ( tunas muda ) secara serentak. Hal ini akan menyebabkan pentil buah yang masih kecil ( <7 cm ) layu dan kering. Setelah daun flush tua tanaman akan berbunga dan membentuk pentil kembali.

Akibat kerusakan tersebut, tanaman yang terbakar semua akan mati, sementara tanaman yang rusak daun dan percabangannya akan pulih tahun depan, kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap produksi kakao yang menurun. Upaya yang bisa dilakukan untuk tanaman kakao adalah: ranting-ranting yang rusak dipangkas, kemudian segera dilakukan pemupukan. Perlu dilakukan monitoring / pengamatan hama dan penyakit secara rutin. Apabila ada serangan hama dan penyakit segera dilakukan pengendalian dini untuk menghindari kerusakan daun flush yang baru.

Perkebunan kopi di kawasan Kelud mayoritas adalah kopi Robusta. Kondisi tanaman kopi permukaan buah yang berada pada bagian atas dompolan mengalami kerusakan dan berubah warna menjadi coklat kehitaman. Diduga kerusakan tersebut karena terkena material vulkanik yang sebagian diduga masih panas. Sebagian besar daun, terutama daun muda mengalami kerusakan fisik, banyak yang sobek, berlubang, dan sebagian mengering. Kerusakan ini juga bervariasi semakin dekat puncak Kelud tingkat kerusakan semakin besar.

Kondisi tanaman kopi tersebut berakibat produksi kopi diperkirakan akan turun, yang disebabkan pengisian buah terganggu karena kerusakan itu. Biji menjadi lebih kecil dan sebagian buah tidak dapat masak sempurna. Upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan pemupukan N, P, dan K.

Tanaman cengkeh yang terpantau selama kunjungan evaluasi di Kecamatan Puncu mengalami kerusakan parah. Kondisi tanaman terbakar oleh material vulkanik yang diduga masih panas. Kerusakan tanaman cengkeh tersebut tentunya tak dapat diperbaiki lagi, sehingga upaya yang dilakukan adalah melakukan penanaman kembali dengan bibit baru.

Sebagai aksi tanggap darurat terhadap kondisi tanaman perkebunan rakyat yang terdampak letusan Gunung Kelud tersebut, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur telah menyiapkan bantuan berupa pupuk. Pasca kunjungan evaluasi di lapangan, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur Ir. Moch. Samsul Arifien, MMA dalam pertemuan koordinasi yang diselenggarakan di Hotel Lotus Kediri, Senin 17 Pebruari 2014 menyatakan bahwa pupuk yang akan diberikan kepada masyarakat berupa pupuk NPK dan pupuk organik. Pupuk NPK disiapkan sebanyak 25 ton, pupuk organik disiapkan sebanyak 50 ton. Total pupuk sejumlah 75 ton akan didistribusikan ke perkebunan rakyat yang terdampak letusan Gunung Kelud untuk membantu masyarakat meminimalisir dampak letusan terhadap produksi perkebunan rakyat. (Tim)

Author By : Rokhma - TANGGAP DARURAT DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TIMUR ( DAMPAK LETUSAN GUNUNG KELUD TERHADAP TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT ) - 17 Feb 2014