Image

PENGAWALAN TAKSASI DAN RENDEMEN TEBU DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TIMUR

24 Sep 2014  |   Berita   |   73 views

Dalam rangka mengawal kegiatan pengembangan komoditi tebu di Jawa Timur, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan pertemuan koordinasi pengawalan taksasi dan rendemen tebu. Diselenggarakan pada 16 September 2014, pertemuan yang bertempat di Hotel Yusro Jombang tersebut diikuti tidak kurang dari 140 orang. Berbagai pihak ikut menghadiri pertemuan tersebut, di antaranya para Ketua KPTR; perwakilan APTRI; tokoh dari berbagai Perguruan Tinggi seperti Unibraw, UNEJ, UPN, Unmuh Gresik; pelaku industri gula dari PG seperti PTPN X, PTPN XI, PT Kebon Agung, PT RNI, dan juga tim pembina provinsi serta kabupaten. Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, Ir. HM. Samsul Arifien, MMA. berkenan pula hadir dalam acara tersebut.
Mengawali sambutannya, Kadisbun Jatim memberikan apresiasi kepada seluruh masyarakat pergulaan Jawa Timur yang selama ini senantiasa telah berupaya mengembangkan perkebunan tebu dan industri gula di Jawa Timur. Walaupun bermacam problem klasik senantiasa ada, tidak menyurutkan semangat untuk terus berkembang.
Salah satu permasalahan klasik yang terjadi adalah tentang rendemen. Dalam rangka usaha untuk memecahkannya maka diadakan forum pengawalan rendemen yang terdiri dari asosiasi petani, koperasi petani, petugas kabupaten, Pabrik Gula (PG) dan Perguruan Tinggi. Gubernur juga telah menyiapkan tim penyelesaian permasalahan rendemen untuk mengatasi masalah yang terjadi.
Upaya yang sedang dilakukan pada tahun ini, bersama P3GI adalah mengadakan audit efisiensi PG. Dari 31 PG yang diaudit ternyata memberikan hasil yang beragam dengan overall recovery (OR) 70-80%. Sebagai gambaran saja, bahwa sebuah pabrik gula yang baru saja didirikan dengan peralatan yang serba baru, memiliki overall recovery (OR) sebesar 95%. Audit efisiensi PG ini akan dilakukan 2 tahun sekali untuk memantau efisiensi dari PG. Sebagaimana diamanatkan oleh Perda Rendemen yang menyatakan bahwa PG diwajibkan untuk meningkatkan efisiensi dari tahun ke tahun. Setelah audit dilakukan pada off farm yaitu di PG, maka untuk tahun 2015 mendatang audit juga akan dilakukan pada on farm yaitu kondisi tebu dari petani. Dengan demikian petani yang kurang bagus kondisi tebunya juga akan berbenah diri dengan bimbingan dari PG. Berbagai upaya tersebut dilakukan demi tercapainya rendemen sesuai amanat perda. Pada tahun 2014 ini diprediksi rendemen rata-rata 8% dan diharapkan Jawa Timur dapat memberikan kontribusi 50% terhadap produksi nasional atau setara dengan 1,3 juta ton.
Kondisi pergulaan nasional saat ini, dari produksi gula nasional sebesar 2,5 – 2,6 juta ton, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi. Dengan angka kebutuhan gula konsumsi 10 – 12 kg / kapita / tahun, sejumlah 240 juta orang penduduk Indonesia membutuhkan 2,4 – 2,6 juta ton, dipenuhi oleh produksi gula nasional. Sedangkan kita tahu bahwa industri makanan dan minuman juga membutuhkan gula yang mencapai 3 juta ton per tahun, sehingga pemerintah masih memerlukan impor raw sugar untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Atas dasar tersebut, menjadi jelas bahwa industri gula yang mengimpor raw sugar untuk diproduksi menjadi gula rafinasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan industri makanan dan minuman, dan bukan untuk dijadikan gula konsumsi rumah tangga.
Produksi gula Jawa Timur tahun 2013 yang lalu mencapai 1,245 juta ton. Dari produksi tersebut, dipergunakan untuk konsumsi Jawa Timur sebesar 400 ribu ton, dan sebagian besar sisanya ± 845 ribu ton dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan gula di kawasan Indonesia Timur. Namun dari produksi tahun 2013 yang lalu ternyata masih ada sisa gula 30 ribu ton ditambah produksi tahun 2014 sementara ini sekitar ± 700 ribu ton, yang belum bisa laku keluar Jawa Timur. Hal ini disebabkan permintaan gula dari kawasan Indonesia Timur yang menurun, disinyalir karena pengaruh peredaran gula rafinasi di Indonesia Timur yang masuk ke ranah gula konsumsi. Sehingga ada sedikit kekhawatiran akan nasib gula Jawa Timur tahun 2014 ini, akankah dapat terdistribusikan dengan lancar? Semoga. (Tim)

Author By : Rokhma - PENGAWALAN TAKSASI DAN RENDEMEN TEBU DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TIMUR - 24 Sep 2014