Image

PERTEMUAN PENINGKATAN SDM TKP / PLP TKP TAHUN 2014

12 Nov 2014  |   Berita   |   88 views

Menyongsong pelaksanaan pembangunan perkebunan tahun 2015 mendatang, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur melakukan berbagai persiapan agar pelaksanaan program pembangunan nantinya sesuai waktu dan tepat sasaran. Bertempat di Hotel Insumo Kediri pada tanggal 31 Oktober 2014 dilaksanakan pertemuan peningkatan SDM TKP dan PLP TKP sebagai suatu langkah persiapan ke depan. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur Ir. Moch Samsul Arifien, MMA dan Sekretaris Dinas Drs. Djumadi Widodo, MM. beserta Kepala Bidang Usaha Tani Ir. Karyadi, MM.

Mengawali sambutannya, Sekretaris Dinas Drs. Djumadi Widodo, MM memaparkan gambaran umum tentang program perkebunan mendatang yang meliputi 3 hal, yaitu progam peningkatan produksi, program peningkatan nilai tambah, dan program peningkatan SDM. Sebagai penunjang 3 program utama tersebut adalah peningkatan sarana dan prasarana. Keberadaan tenaga teknis yang merupakan ujung tombak di depan menjadi sangat penting, dalam hal inilah TKP dan PLP TKP berperan. Peningkatan SDM TKP / PLP TKP memiliki posisi strategis sebagai pendamping petani agar pelaksanaan program benar-benar berjalan dengan baik. Dalam pertemuan tersebut yang diselenggarakan 2 hari yaitu tanggal 30 Oktober sampai dengan 1 Nopember 2014, bimbingan teknis kepada petugas TKP dan PLP TKP menghadirkan narasumber dari P3GI yang akan memaparkan penataan varietas tebu Jawa Timur, teknis taksasi dan penanganan off farm.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur Ir. Moch Samsul Arifien, MMA dalam sambutan selanjutnya kembali menegaskan bahwa peningkatan kapasitas SDM perlu terus menerus dilakukan. Langkah yang dilakukan adalah memperbanyak pengetahuan dengan belajar. Dengan belajar maka cita-cita akan muncul, yang akan menuntun seseorang untuk menjadi lebih baik.

Menyinggung tentang problem yang dihadapi oleh komoditi perkebunan tebu dan tembakau, Kadisbun mengajak untuk berdoa bersama agar masalah bisa segera terselesaikan dengan baik. Permasalahan kedua komoditi tersebut sudah menyangkut ranah nasional yang tidak mampu diselesaikan secara regional saja. Gula yang kini menumpuk di Jawa Timur dan belum bisa tersalur ke pasar menimbulkan banyak kecurigaan kepada tata niaga gula rafinasi yang merembes ke pasar konsumsi. Semestinya gula rafinasi diperuntukkan mencukupi kebutuhan industri makanan dan minuman saja.

Di balik keruwetan masalah tata niaga gula tersebut, ternyata keberhasilan pengembangan komoditi tebu di Jawa Timur telah tercapai dengan baik. Luas areal tebu 218 ribu Ha tercatat sebagai luas areal yang tertinggi sepanjang sejarah Jawa Timur menanam tebu. Pabrik Gula di wilayah Jawa Timur juga menorehkan prestasi dengan masuknya 8 PG Jatim di top ten rendemen tertinggi Nasional. Berbagai langkah telah dilakukan untuk mengawal prestasi ini sekaligus sebagai langkah persiapan dalam rangka berlakunya Perda No 17 Tahun 2012 tentang Peningkatan Rendemen dan Hablur Tanaman Tebu, yaitu dengan melakukan audit efisiensi 31 PG yang ada di Jawa Timur. Setelah itu ke depan juga akan dilakukan audit terhadap kondisi tebu petani. Diharapkan dengan selesainya audit off farm dan on farm tersebut, Jawa Timur akan mempunyai peta potensi rendemen di masing-masing wilayah, sehingga akan menyelesaikan permasalahan klasik antara petani dan PG mengenai rendemen tebu.

Pemetaan tersebut adalah salah satu wujud langkah kajian, audit dan penelitian kondisi lapangan baik off farm maupun on farm. Dengan pemahaman yang baik akan kondisi lapangan, maka pelaksanaan program dapat dilakukan dengan tepat dan diharapkan hasilnya sesuai sasaran. Langkah awal komoditi tebu ini, nantinya ke depan akan diikuti kajian, audit dan penelitian terhadap komoditas unggulan lainnya seperti tembakau, kopi, coklat dan kelapa, sebagai dasar bagi perencanaan dan kebijakan teknis pembangunan perkebunan di Jawa Timur.

Mengenai komoditi tembakau, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur Ir Moch Samsul Arifien, MMA mengungkapkan bahwa ke depan pengembangan dilakukan pada tembakau dengan kadar nikotin middle (sedang) sampai low (rendah). Berbagai jenis tembakau dengan low nikotin (2%) adalah tembakau Prancak, RAM dan Virginia Bojonegoro. Sedangkan tembakau dengan middle nikotin (3-4%) adalah tembakau Paiton. Untuk tembakau jawa yang high nikotin (5-6%) tetap dibutuhkan untuk blending. Mengikuti tren kebutuhan rokok dengan kadar nikotin rendah maka pengembangan tembakau dengan low dan middle yang sekarang mencapai 50% total produksi tembakau Jawa Timur akan ditingkatkan menjadi 70 %.

Menutup sambutannya, Kadisbun berharap pada pertemuan yang dilaksanakan bertepatan dengan Hari Perkebunan ke-57 ini, semua petugas TKP dan PLP TKP mendapatkan semangat baru untuk lebih meningkatkan kemampuannya menghadapi tantangan di masa mendatang. (Tim)

Author By : Rokhma - PERTEMUAN PENINGKATAN SDM TKP / PLP TKP TAHUN 2014 - 12 Nov 2014