Image

GULA JAWA TIMUR MENUMPUK, AKANKAH IMPOR RAFINASI DINAIKKAN?

17 Feb 2015  |   Berita   |   66 views

Seakan mendung yang belum sirna, permasalahan industri gula di Jawa Timur belum menemukan titik terang. Dikutip dari Harian Surya, Selasa 18 Nopember 2014 pernyataan tentang usulan impor gula sebesar 3,2 juta ton di tahun 2015, naik 14,28% dari impor tahun 2014, laksana petir di siang bolong.

Sudah menjadi isu yang santer bahwa saat ini terjadi penumpukan gula di gudang-gudang milik PG di Provinsi Jawa Timur. Kegelisahan juga merambah petani tebu yang harga lelang gulanya jatuh akibat tak terserapnya gula petani ke pasar. Kasak – kusuk yang beredar, adanya rembesan gula rafinasi ke pasar konsumsi lah yang telah menyebabkan mandegnya gula petani di gudang.

Produksi gula Jawa Timur tahun 2014 hingga pertengahan Oktober mencapai 900 ribu ton, hampir seluruhnya tidak terserap pasar dan menunggu pembeli. Maka kekhawatiran akan melonjaknya harga gula disebabkan langkanya gula jika impor gula rafinasi tak diijinkan, bertolak belakang dengan fakta di lapangan.

Menanggapi hal tersebut kami berharap keputusan yang diambil nantinya tepat, seyogyanya stok gula Jawa Timur dihabiskan dulu, barulah kita membicarakan masalah impor gula rafinasi. Jika impor dilakukan, sementara gula Jawa Timur masih menumpuk, niscaya akan menambah terpuruknya nasib industri gula Jawa Timur.

Memang kesimpangsiuran mengenai berapa sebenarnya kebutuhan gula nasional menjadi persoalan yang mengemuka. Di satu sisi dianggap kebutuhan industri makanan minuman yang meningkat 6% per tahun menyebabkan permintaan impor raw sugar yang bertambah. Namun di sisi lain ternyata gula produksi PG yang bersumber dari tebu milik petani menumpuk di gudang, tidak terserap pasar disinyalir akibat merembesnya gula rafinasi di pasar konsumsi. Saling tuding dan curiga melanda petani, PG bahan baku tebu, PG rafinasi dan industri makanan minuman. Diperlukan kejujuran, kearifan dan audit independen untuk menjawabnya.

Jawa Timur sebagai provinsi yang menghasilkan gula mencapai 47 % produksi gula nasional sangat berharap pada tata niaga gula yang tepat. Selama ini produksi gula Jawa Timur yang surplus sekitar 800 ribu ton dijual ke wilayah Indonesia Timur untuk mencukupi kebutuhan gula di sana. Namun tahun 2014 ini nampaknya menjadi tahun yang berat akibat tak banyak terserapnya gula Jawa Timur di pasar.

Kebutuhan gula nasional tahun ini sebesar 5,4 juta ton bersumber dari produksi Gula Kristal Putih (GKP) nasional sebesar 2,4 juta ton dan gula dari impor raw sugar sebesar 3 juta ton, atau konsumsi masyarakat Indonesia rata – rata mencapai 450 ribu ton per bulan. Berjalan memasuki bulan Oktober (10 bulan lewat), 4,5 juta ton gula telah dikonsumsi masyarakat. Dari perhitungan tersebut semestinya stok gula nasional tinggal 900 ribu ton, namun kenyataannya gula masih banyak menumpuk di gudang – gudang PG tak hanya di Jawa Timur saja namun juga di berbagai wilayah di Indonesia yang mencapai ±2 juta ton.

(Kadisbun Jatim)

Author By : Rokhma - GULA JAWA TIMUR MENUMPUK, AKANKAH IMPOR RAFINASI DINAIKKAN? - 17 Feb 2015