Image

Jawa Timur Mampu Produksi Kakao 35.000 Ton

25 May 2011  |   Berita   |   62 views

Selama setahun hasil produksi kakao Jatim hanya mencapai 35.000 ton. Dari jumlah itu, 25.000 ton dihasilkan oleh perkebunan besar dan 10.000 ton dihasilkan oleh petani. Jumlah itu dianggap masih kurang, sehingga tahun ini akan terus diupayakan peningkatan hasilnya.

Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Ir M Samsul Arifien MMA di Madiun, Rabu (25/5) malam mengatakan, jumlah hasil yang diproduksi Jatim sempat mengalami penurunan. Sekitar 20 tahun lalu, hasil kakao Jatim bisa mencapai 40.000 ton yang keseluruhannya dihasilkan oleh perkebunan besar. Namun hasil itu akhirnya menurun jadi 25.000 ton lantaran banyak kakao yang dijarah dan pohonnya ditebang warga sekitar perkebunan yang sering berselisih dengan pihak pengelola kebun.

Dengan adanya peristiwa itu, penurunan terus berlanjut dan kini untuk mengi kekurangannya, Disbun menargetkan penambahan produksi dari petani kakao. "Kini petani hanya mampu produksi 10.000 ton dan dalam dua tahun mendatang ditargetkan produksinya bisa menjadi 15.000 ton. Ditambah 25.000 ton dari kebun besar, maka total produksi bisa kembali 40.000 ton," katanya.

Untuk bisa mencapai itu, pihaknya juga bakal merealisasikan bantuan bagi petani kakao yang disalurkan melalui kelompok tani di tiap kabupaten. Targetnya adalah rehabilitasi 5000 hektar lahan dengan menanam 5 juta bibit.   Selain itu, bantuan juga diberikan dalam bentuk benih, polibag, pupuk organik, dan upah bagi petani yang diberikan melalui transfer rekening bank. "Untuk upah HOK (Hari Orang Kerja) perhari diberikan Rp 25 ribu. Itu dikalikan dengan jumlah pekerja di tiap kelompok tani," ujarnya.

Ia menuturkan, berapapun penambahan jumlah produksi kakao, petani tak perlu takut produknya tak laku. "Pasar kakao cukup besar dan kalau petani bisa menghasilkan lebih, pasti bisa laku," katanya.

Untuk harga kakao saat ini per kilo masih dalam kisaran Rp 18-20 ribu. "Kini harga rata-ratanya Rp 20 ribu, jadi kalau dibeli Rp 18 ribu, petani jangan mau, karena itu harga minimal dan terlalu murah," tuturnya. Sedangkan harga kakao fermentasi bisa mencapai Rp 23 ribu.

Selama ini, hasil produksi kakao dunia mencapai 2,5 juta ton. Dari jumlah itu, 1,2 juta ton dihasilkan negara Pantai Gading, 650 ribu ton dihasilkan Ghana, dan Indonesia diurutan ketiga dengan 550 ribu ton. Kabarnya, tahun ini produksi kakao Indonesia meningkat hingga 700 ribu ton sehingga peringkat dari tiga naik ke dua menggeser Ghana.

Dari hasil kakao Indonesia, mayoritas banyak dihasilkan dari daerah Sulawesi dan Sumatera. Di Jawa produksi tertinggi dari Jatim. Ini karena di Jateng gagal mengembangkan kakao, seperti di Gunung Kidul dan di Jabar tak mengembangkan kakao. Dengan masih minimnya potensi kakao di Jawa, Disbun Jatim menargetkan terus peningkatan produksi kakao, karena produk yang diekspor ke pasar Eropa ini masih cukup besar. Potensi itulah yang kini terus dibidik Jatim dalam jangka mininal lima tahun mendatang. (afr)

Author By : Admin - Jawa Timur Mampu Produksi Kakao 35.000 Ton - 25 May 2011