Image

Disbun Dorong Petani Tanam Tembakau Besuki NO

10 Jun 2011  |   Berita   |   56 views

Tembakau khusus cerutu kualitas ekspor jenis Besuki Na Oogst (BesNO), mengalami penurunan produksi. Penurunan ini disebabkan oleh lahan dari tembakau jenis BesNO di Jatim yang sebelumnya lahan produksinya pada tahun 2002 mencapai 15.000 hektare, di tahun 2010 kemarin malah tinggal 4.000 hektare.

Produksi Tembakau jenis BesNO pada tahun 2010 mencapai 2.014 ton. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2009 lalu yang mencapai 3.315 ton. Tembakau BesNO ini utamanya diekspor ke Belgia, Amerika, Arab, Jerman, Belanda dan juga beberapa negara Asia seperti China, Singapura serta Malaysia.

Penurunan produksi tersebut, mendorong Dinas Perkebunan (Disbun) Jatim berupaya merevitalisasi produksi tembakau jenis BesNO. Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh Disbun Jatim yaitu dengan mendorong warga untuk kembali menanam tembakau jenis ini.

Samsul Arifien, Kepala Dinas Perkebunan Jatim mengatakan penurunan ini diakibatkan karena perawatan yang diperlukan cukup rumit dan membutuhkan biaya yang lebih. Akibatnya petani banyak yang beralih menanam komoditi lain atau beralih ke tembakau jenis lain.

"Tembakau BesNO merupakan tembakau khusus untuk cerutu ekspor sehingga membutuhkan perawatan ekstra yang cukup rumit dan butuh biaya lebih. Hal ini yang membuat banyak petani mulai beralih ke tanaman lain atau tembakau jenis lain," tuturnya saat ditemui di kantornya (6/6).

Samsul menjelaskan dalam perawatan tembakau jenis BesNO ini membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang lebih juga saat proses pasca panen. Dalam proses tersebut, petani harus memilah jenis filler (isi), dekblaad (pembungkus luar), dan omblaad (pembungkus dalam). "Tembakau tidak boleh ada cacat sedikitpun, terutama pada dekblaad dan omblaadnya," terangnya.

Samsul menerangkan dengan proses perawatan yang rumit dan juga cita rasa tembakau BesNO yang unik membuat harganya tinggi dipasaran. Harga untuk filler per kilogramnya mencapai Rp20.000, omblaad Rp.50.000 per kilogramnya, dan dekblaad Rp70.000 per kilogramnya.

Namun sambung Samsul, meskipun harga dari tembakau jenis BesNO ini relatif tinggi tapi petani masih banyak yang tidak berminat menanamnya. Kendala dalam perawatan yang rumit membuat minat petani menjadi menurun. "Banyak petani tidak sanggup dalam perawatannya. Umumnya yang menanam adalah perkebunan besar. Oleh karena itu kita berusaha mendorong masyarakat untuk mau menanam tembakau BesNO ini," imbuhnya.

Author By : Admin - Disbun Dorong Petani Tanam Tembakau Besuki NO - 10 Jun 2011