Image

Jatim Kontribusi Utama Gula Nasional

06 Jun 2011  |   Berita   |   62 views

Provinsi Jawa Timur menjadi tumpuan untuk menutupi pasokan gula nasional di tahun 2013 mendatang. Oleh sebab itu tiap tahun produksi gula di Jawa Timur terus didorong meningkat untuk menutupi kebutuhan konsumsi nasional hingga tahun 2013.

 Selama ini produksi gula Nasional hanya mencapai 2,3 juta ton per tahun, sedangkan konsumsi gula nasional mencapai 3,5 juta ton setiap tahunnya. Konsumsi yang lebih besar ini mendorong pemerintah meningkatkan produksi gula nasional, terutama di Provinsi Jawa Timur karena memiliki kontribusi terbesar dalam produksi gula Nasional.

 Samsul Arifien, Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Jatim, mengakui jika pemerintah mempercayakan Jatim untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula nasionaldengan melihat produksi gula Jatim sampai satu juta ton per tahun. Sementara konsumsi gula provinsi ini per tahun hanya 400 ribu sampai 450 ribu ton gula. Sehingga masih surplus sekitar 550 ribu ton per tahun.

 “Jatim berperan menutupi 45 persen konsumsi gula nasional karena surplus. Surplus gula ini membuat pemerintah mempercayakan Jatim menghandle angka tersebut,” tuturnya saat ditemui di kantornya, kemarin (6/6).

 Samsul mengatakan, pemerintah pusat sangat mengharapkan Jatim untuk memenuhi konsumsi gula nasional tersebut. Oleh sebab itu produksi gula Jatim di tahun 2013 ditarget mencapai 1,6 juta ton per tahun. “Kita targetkan 2013 produksi 1,6 juta ton, itu berarti kita harus genjot produksi 600 ribu ton lagi. 600 ribu ton dalam waktu empat tahun, jadi tiap tahun harus meningkat 150 ribu ton,” terangnya.

 Untuk mengejar target tersebut, pihaknya terus berupaya mengembangkan perluasan areal tanam tebu sampai ke Madura. “Kalau saya hanya mengandalkan area yang ada, pasti kurang. Paling tidak area harus ditambah, kita cari sampai di Madura,” tuturnya.

 Perluasan areal tanam sampai ke Madura, bekerja sama dengan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan untuk mengadakan percobaan pada tahun 2009 lalu. Setelah dikaji di pulau Madura akhirnya ketemu lahan di Bangkalan dan Sampang. Hasilnya tebu Madura dan tebu di Jawa tidak jauh berbeda.

 Selain Madura, Samsul juga berencana untuk mengembangkan areal tanam tebu di wilayah Tulabo (Tuban, Lamongan, dan Bojonegoro). Tiga wilayah ini menurutnya berpotensi besar, karena hanya beberapa ratus hektar saja yang digunakan untuk tanam tebu.

 “Bojonegoro baru 300 hektar, padahal potensi  Bojonegoro ada 5.000 hektar, begitu juga Lamongan dan  Tuban,” pungkasnya.

 Selain faktor perluasan areal tanam tebu, hal lain yang turut berpengaruh terhadap hasil produksi gula di Jatim adalah kondisi iklim. Apalagi pada tahun 2010 sampai awal 2011 kemarin terjadi anomali iklim, yang mengakibatkan produksi gula menurun.

 Samsul menjelaskan akibat tingginya curah hujan membuat rendemen gula menurun dari sebelumnya yang diprediksi 7 persen, turun menjadi 6 persen. Akibatnya produksi gula di tahun 2010 kemarin turun menjadi 1.014.272 ton dari 1.079.287 ton di tahun 2009.

Author By : Admin - Jatim Kontribusi Utama Gula Nasional - 06 Jun 2011