Image

Ekspor Kopi ke Swiss, Petani Kopi di Bondowoso peroleh Kredit Bank

10 Jun 2011  |   Berita   |   69 views

Lima kelompok petani kopi yang beranggotakan 153 orang di Desa Sukorejo, Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur mampu mengekspor Kopi Arabika ke Swiss. Ekspor perdana 6,26 ton dilakukan pada Jumat (10/6).

Kopi Arabika dari Bondowoso tersebut memiliki rasa khas dengan keasaman yang sangat bagus. Kopi produksi petani rakyat tersebut merupakan salah satu kopi terbaik di dunia dengan rasa special java coffee.

“Pada saatnya nanti Kopi Arabika produksi petani di sini akan disertifikasikan sehingga memperoleh pengakuan dunia,” kata peneliti kopi dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember, Surip Mawardi saat mengikuti ekspor perdana kopi rakyat di Bondowoso. Ekspor kopi tersebut bisa dilakukan berkat sentuhan dan pelatihan oleh  Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember bekerja sama dengan Bank Indonesia. Eksportir kopi membantu mencarikan pasar. “Untuk mendukung ekspor, kami memperoleh bantuan kredit dari Bank Jatim sebesar Rp. 500 juta. Teknik produksi untuk memperoleh kopi spesial berkat sentuhan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao,” kata Sumarkum, Ketua Kelompok Tani Usaha Tani Lima di Desa Sukorejo.

Masing-masing kelompok tani kopi, kata Sumarkum, memperoleh bantuan kredit sebesar Rp. 100 juta. Uang ini untuk membeli kopi petani yang akan diolah menjadi kopi kualitas ekspor. Jumlah petani kopi di Kecamatan Sumberwringin ada ribuan, tetapi yang menjadi percontohan hanya lima kelompok yang beranggotakan 153 orang.

Harga Pasar Internasional

Harga Kopi Arabika yang diekspor tersebut sesuai dengan harga pasar internasional di New York, yaitu Rp. 38.000 per kilogram. Selama ini kopi asalan produksi petani dibeli pedagang seharga Rp. 19.000 – Rp. 20.000 per kilogram. Untuk menghasilkan kopi kualitas ekspor, ada biaya tambahan sekitar Rp. 3.000 per kg dan proses produksi sehari lebih lama.

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bondowoso, Matsakur mengatakan, kebun kopi di Bondowoso yang dikelola petani seluas 7.526 hektar. Dari areal seluas itu, sekitar 34 persen berupa Kopi Arabika dan 66 persen Kopi Robusta.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Budi Rochadi mengimbau lembaga perbankan jangan segan – segan member kredit kepada petani. Selama ini perbankan masih takut membiayai usaha pada sektor pertanian. Di Kalimantan Selatan, Kantor BI Banjarmasin menandatangani nota kesepahaman program pengembangan pengolahan karet dengan Pemkab Tabalong. Sinergi antara Pemkab dan BI ini dalam rangka pemberdayaan sektor riil dan usaha mikro kecil menengah. Khairil Anwar, Pemimpin Kantor BI Banjarmasin sekaligus Direktur Regional Wilayah Kalimantan, dalam siaran persnya mengatakan, karet merupakan salah satu komoditas unggulan Kalimantan Selatan. Luas kebun karet di Kalimantan Selatan sekitar 223.554 hektar atau meningkat 2,41 persen dibandingkan dengan 2009 seluas 218.283 hektar. Produksi karet pada 2010 naik sebesar 5,91 persen menjadi 140.431 ton dari produksi 2009 sebanyak 132.593 ton.

Author By : Admin - Ekspor Kopi ke Swiss, Petani Kopi di Bondowoso peroleh Kredit Bank - 10 Jun 2011