Image

Produksi Mete Berikan Kontribusi Nasional 11%

28 Jun 2011  |   Berita   |   102 views

Produksi mente Jatim kini sudah memberikan kontribusi secara Nasional sebesar 11 persen. Dari kontribusi Jatim itu, empat kabupaten di Madura, Yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep memiliki potensi mete terbesar dengan lahan seluas 30.167 hektar.

Bangkalan memiliki lahan 8.339 Hektar dengan produksi  1.833 ton. Sampang 8.931 hektar dengan produksi  3.744 ton, Pamekasan 2.038 hektar dengan produksi 1.070 ton, serta Sumenep 10.859 hektar dengan hasil produksi 3.398.

Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Ir. Moch. Samsul Arifien, MMA mengatakan, tanaman mete memiliki karakteristik unik yang mampu tumbuh di lahan kurang subur dan iklim kering. Tanaman ini juga menjadi salah satu alternatif untuk peningkatan pendapatan masyarakat yang berdomisili di lingkungan dengan lahan relatif marginal, seperti di Pantai Utara (Pantura) Madura.

Potensi tanaman mete di Pantura Madura tumbuh baik dengan produktivitas rata-rata lebih tinggi dibanding wilayah lain dan menjadi sumber benih mete lokal dan nasional, karena terdapat pohon induk mete yang telah direkomendasikan. Di wilayah itu juga banyak dijumpai usaha pengolahan mete menjadi kacang mete.

Luasan mete di wilayah ini telah mencapai 24.455 hektar dan sudah mencapai luasan skala ekonomi. Namun secara potensial masih dapat ditingkatkan lagi menjadi 50.000 ha, sehingga membentuk belt mulai dari kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan ke arah timur berakhir di kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.

Dilihat dari aspek sumberdaya manusianya, secara tradisional petani pantura Madura sudah terbiasa dalam melaksanakan budidaya mete, sehingga upaya pembinaan untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitas produk, tidak terlalu sulit. Bahkan, kini telah banyak berkembang kelompok-kelompok tani dengan usaha berbasis komoditi mete.

Selama ini, petani menjual produknya dalam bentuk biji/glondong mete. Hal ini disebabkan karena berbagai keterbatasan petani, antara lain petani perlu cepat mendapat uang, skala produksi kecil/tidak efisien, kekurangan sarana pengolahan. Untuk pengolahannya selama ini masih dilakukan oleh perusahaan atau eksportir mete.

Namun masih besarnya potensi ekspor mete juga masih menimbulkan berbagai persoalan. Beberapa diantaranya ialah rendahnya produksi, produktivitas, dan kualitas hasil komoditi mete. Bahkan areal tanaman yang tua dan rusak masih cukup luas, yaitu 9.571 hektar atau sekitar 20 persen. Selain itu, lemahnya daya saing komoditi jambu mete dan posisi tawar petani juga menjadi kendala yang kerap terjadi.

Tahun ini, Disbun Jatim juga mengupayakan pengembangan areal mete di Pantura Madura seluas 1.400 hektar dan merehabilitasi lahan seluas 500 hektar. Selain itu ada pembekalan kemampuan SDM bagi aparat, petani dan pemangku kepentingan yang mengenai peningkatan produktivitas mete. Harapannya, mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di pantura Madura.

(Pemprov, Bhirawa)

Author By : Admin - Produksi Mete Berikan Kontribusi Nasional 11% - 28 Jun 2011