Image

Pembangunan Pabrik Gula Baru di Jawa Timur. Haruskah?

07 Sep 2011  |   Berita   |   81 views

Jawa Timur masih tetap menjadi lokomotif dalam kancah industri gula di Indonesia. Provinsi ini memberikan kontribusi produksi gula nasional rata-rata antara 45 - 55% setiap tahunnya dan kedepan peran tersebut nampaknya masih belum bisa tergantikan dengan daerah lain. Dengan meningkatnya konsumsi gula oleh masyarakat, maka Jawa Timur memiliki beban yang lebih berat untuk meningkatkan produksi gula. Mampukah 31 pabrik gula yang ada saat ini untuk memenuhinya, atau harus menambah pabrik gula baru.

Kondisi saat ini (2010), secara nasional produksi gula sebesar 2,3 juta ton, sementara kebutuhan mencapai 5 juta ton, sehingga pemerintah perlu impor sebesar 2,7 juta ton (54%) yang terdiri dari Gula Kristal Putih (GKP) sebanyak 0,5 juta ton dan Gula Kristal Rafinasi (GKR) sebanyak 3,2 juta ton.

Pada tahun 2014, diproyeksikan kebutuhan gula nasional mencapai 5,7 juta ton, terdiri dari gula konsumsi sebesar 3,5 juta ton dan gula rafinasi untuk memenuhi kebutuhan industri makanan dan minuman sebanyak 2,2 juta ton. Produksi GKP dilakukan oleh 62 PG berbahan baku tebu, sedangkan produksi GKR oleh 8 PG rafinasi yang bahan bakunya impor.

Pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pertanian RI mencanangkan swasembada gula pada tahun 2014 tersebut. Dalam hal ini ada dua alternatif skenario nasional :

1.       Swa sembada hanya untuk gula konsumsi, yaitu GKP sebanyak 3,5 juta ton. Diperlukan bahan baku tebu sebanyak 42,5 juta ton dengan rendemen rata-rata 8,4 %. Idealnya jumlah hari giling adalah 160 hari, maka untuk mengolah tebu sebanyak 42,5 juta ton tersebut diperlukan pabrik gula dengan kapasitas total sebesar 265.723 TCD. Saat ini dari 62 PG yang ada kapasitas gilingnya sebesar 226.350 TCD, sehingga perlu tambahan kapasitas giling 39.373 TCD atau setara dengan pembangunan 4 pabrik gula baru dengan kapasitas 10.000 TCD per PG.

2.       Jika swa sembada seluruh kebutuhan gula nasional, yaitu sebanyak 5,7 juta ton, maka diperlukan bahan baku tebu sebanyak 67 juta ton dengan kapasitas total sebesar 419.136 TCD, sementara kapasitas existing PG sebesar 265.723, sehingga perlu tambahan kapasitas giling 153.413 TCD atau setara dengan pembangunan 15 pabrik gula baru dengan kapasitas 10.000 TCD per PG.

 Bagaimana dengan Jawa Timur?, kondisi saat ini (2010) produksi gula sebesar 1,014 juta ton, kebutuhan sebesar 0,47 juta ton, maka Jawa Timur dalam kondisi surplus gula sebesar 0,54 juta ton untuk memenuhi kebutuhan provinsi lain di Indonesia.

Dalam rangka pencapaian swa sembada gula, pemerintah pusat memberikan target bagi Jawa Timur untuk meningkatkan produksi gulanya menjadi 1,65 juta ton. Apabila rendemen rata rata dapat mencapai 8,2 %, maka diperlukan bahan baku sebanyak 20 juta ton. Pada saat ini dari 31 PG yang ada mempunyai kapasitas giling sebesar 105.000 TCD, sehingga untuk mengolah bahan baku tebu sebanyak 20 juta ton diperlukan waktu sekitar 200 hari giling. Ini terlalu lama, banyak kendala dan tidak menguntungkan berbagai pihak. Jika hari giling sepanjang itu, tanaman tebu sudah melewati masak fisiologis, baik produktivitas tebu maupun rendemen akan mengalami penurunan yang sangat signifikan. Apabila mengacu hari giling ideal 160 hari, maka diperlukan pabrik gula dengan kapasitas giling total 125.000 TCD atau perlu peningkatan 20.000 TCD oleh 31 PG di Jawa Timur yang saat ini kapasitas gilingnya sebesar 105.000 TCD.

Dengan demikian, dalam rangka memenuhi target swa sembada gula dengan waktu hari giling yang ideal, sehingga menguntungkan berbagai pihak, maka Jawa Timur perlu ada tambahan kapasitas giling pabrik gula sebanyak 20.000 TCD. Masalahnya, bagaimana untuk memenuhinya agar tidak mengganggu industri gula yang sudah jalan selama ini. Ada dua pemikiran, yang (1), 31 PG yang sudah ada sekarang ini ditingkatkan kapasitas gilingnya dari 105.000 TCD menjadi 125.000 TCD, tanpa perlu menambah pabrik gula baru, atau (2), kalau tidak, maka dibutuhkan pabrik gula baru sebanyak 2 PG dengan kapasitas 10.000 TCD atau 4 PG dengan kapasitas 5.000 TCD.

Jika harus menambah pabrik gula baru, maka harus dijaga agar tidak mengganggu pabrik gula yang sudah ada sekarang, mengingat PG-PG tersebut telah memberikan peran yang baik terhadap perekonomian dan budaya masyarakat di sekitarnya yang telah terjalin sejak pertengahan abad ke 19 atau sekitar 1,5 abad yang lalu.

Author By : Yasint - Pembangunan Pabrik Gula Baru di Jawa Timur. Haruskah? - 07 Sep 2011