Produksi Kopi Jatim 2011 Diprediksi Turun
SURABAYA - Tahun ini, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur memprediksi produksi kopi di Jatim bakal menurun. Itu terjadi karena kopi yang bakal panen tahun ini hasil proses pembungaannya tahun 2010 saat terjadi anomali iklim, sehingga berpengaruh pada hasil panen tahun ini. Berbeda dengan produksi tahun 2010 yang pembungaannya berlangsung tahun 2009.
Kepala Dinas Perkebunan Jatim Ir. Moch Samsul Arifien, MMA, saat dikonfirmasi, Selasa (27/9) menjelaskan, untuk luas areal tanam kopi di Jatim hingga 2010 tercatat 95.266 hektar. Adapun hasil produksinya mencapai 56.200 ton dengan produktivitas rata-rata 798 kg/hektar/tahun.
Dari luas tersebut, untuk kopi jenis robusta tercatat seluas 79.316 ha dan kopi arabika 15.950 ha, dengan produksi masing-masing 48.744 ton dan 7.456 ton biji ose kering. “Adanya anomlai iklim tahun lalu cukup berdampak dan berpotensi menurunkan hasil produksi kopi tahun ini, namun berapa besarnya, kini belum dapat diketahui,” ujarnya.
Ya amenuturkan, sentra kopi robusta rakyat saat ini terbesar di Kabupaten Malang dengan luas 11.690 hektar, disusul Jember seluas 5.608 hektar. Di Lumajang luasnya mencapai 5.207 hektar, Banyuwangi 3.751 hektar, dan Blitar 1.652 hektar. Sedangkan untuk kopi arabika rakyat berada di Kabupaten Pasuruan seluas 2.844 hektar, Probolinggo seluas 1.102 hektar dan Situbondo 806 hektar. Selebihnya menyebar di 19 kab/kota lainnya.
Guna meningkatkan hasil produksi kopi, pihaknya menargetkan rehabilitasi lahan tanam untuk komoditas kopi robusta. Rencananya, rehabilitasi tersebut akan dilakukan di empat kabupaten yakni Madiun, Pacitan, Ponorogo dan Tulungagung dengan total luas lahan sebesar 200 hektar.
Menurut dia, rehabilitasi ini perlu dilakukan agar minat petani kebun lebih memilih pengembangan tanaman kopi bisa tercapai. Artinya, dengan adanya rehabilitasi tersebut, maka hasil produksi bisa meningkat untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri dan ekspor ke liuar negeri. (Amri) (Koran Bidik Nasional)
Kepala Dinas Perkebunan Jatim Ir. Moch Samsul Arifien, MMA, saat dikonfirmasi, Selasa (27/9) menjelaskan, untuk luas areal tanam kopi di Jatim hingga 2010 tercatat 95.266 hektar. Adapun hasil produksinya mencapai 56.200 ton dengan produktivitas rata-rata 798 kg/hektar/tahun.
Dari luas tersebut, untuk kopi jenis robusta tercatat seluas 79.316 ha dan kopi arabika 15.950 ha, dengan produksi masing-masing 48.744 ton dan 7.456 ton biji ose kering. “Adanya anomlai iklim tahun lalu cukup berdampak dan berpotensi menurunkan hasil produksi kopi tahun ini, namun berapa besarnya, kini belum dapat diketahui,” ujarnya.
Ya amenuturkan, sentra kopi robusta rakyat saat ini terbesar di Kabupaten Malang dengan luas 11.690 hektar, disusul Jember seluas 5.608 hektar. Di Lumajang luasnya mencapai 5.207 hektar, Banyuwangi 3.751 hektar, dan Blitar 1.652 hektar. Sedangkan untuk kopi arabika rakyat berada di Kabupaten Pasuruan seluas 2.844 hektar, Probolinggo seluas 1.102 hektar dan Situbondo 806 hektar. Selebihnya menyebar di 19 kab/kota lainnya.
Guna meningkatkan hasil produksi kopi, pihaknya menargetkan rehabilitasi lahan tanam untuk komoditas kopi robusta. Rencananya, rehabilitasi tersebut akan dilakukan di empat kabupaten yakni Madiun, Pacitan, Ponorogo dan Tulungagung dengan total luas lahan sebesar 200 hektar.
Menurut dia, rehabilitasi ini perlu dilakukan agar minat petani kebun lebih memilih pengembangan tanaman kopi bisa tercapai. Artinya, dengan adanya rehabilitasi tersebut, maka hasil produksi bisa meningkat untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri dan ekspor ke liuar negeri. (Amri) (Koran Bidik Nasional)
