Image

Disbun Bantu Rehab Gudang Tembakau

14 Nov 2011  |   Berita   |   73 views

Banyaknya pergudangan tembakau untuk jenis Besuki Na Oogst (Bes NO) yang semakin memprihatinkan, di antaranya ada yang sempat terbakar, menggugah Dinas Perkebunan Jatim untuk merehabilitasi 50 gudang yang ada di Jember. Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Ir Moch Samsul Arifien MMA mengatakan, perbaikan gudang ini menjadi prioritas, karena Bes NO merupakan jenis tembakau untuk rokok cerutu yang biasa diekspor. "Bes NO juga perlu mendapatkan perlakukan khusus, karena dari proses produksi, perawatan, panen, hingga pasca panen cukup rumit," katanya.

Sedangkan perawatan juga dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang lebih, yakni saat proses pasca panen. Dalam proses itu, petani petani harus memilah jenis filler (isi), dekblaad (pembungkus luar), dan omblaad (pembungkus dalam). "Dalam proses pasca panen, daun tembakau harus bagus tanpa ada cacat sedikitpun, seperti sobekan daun," jelasnya.

Rumitnya proses tersebut dan citarasa Bes NO yang unik juga membuat harganya tinggi. Untuk harga filler perkilogram harganya mencapai Rp20 ribu, Omblaad seharga Rp50 ribu per kilogram, dan dekblaad seharga Rp70 ribu per kilogram. Saat ini BesNo yang mampu dihasilkan di Jember hanya sekitar 5.500 ton per tahun. Jumlah itu, 3.500 di antaranya dihasilkan oleh kebun rakyat dan 2.000 ton lainnya dihasilkan oleh perusahaan perkebunan besar.

"Dengan proses yang rumit, maka gudang Bes NO harus benar-benar diperbaiki. Terlebih, harganya jualnya yang juga cukup tinggi pengembangan produksinya juga akan terus diupayakan," katanya.
Selain membantu revitaliasasi gudang, tahun ini Disbun Jatim juga membantu sarana dan prasarana. Misalnya, memberikan keranjang plastik untuk menyimpan lembaran daun Bes NO yang telah dipanen, dan bantuan pupuk khusus yakni KS (Kalcsalpheter).

Bantuan intensifikasi juga terus dilakukan, berupa kegiatan pembinaan, penyediaan, dan pengawasan benih bermutu, percontohan intensifikasi tembakau, pengolahan teknologi pasca panen, dan revitalisasi tembakau ekspor. Dengan intensifikasi, diharapkannya juga mampu meningkatkan nilai tambah bagi petani dari aspek budidaya pasca panen hingga pemasaran.
Semua itu dilakukan guna meningkatkan kembali gairah petani untuk mengusahakan tembakau Bes NO, sehingga dapat meningkatkan devisa. "Bantuan itu hanya sebagai rangsangan agar para petani yang menghasilkan Bes NO terbesar mau kembali menanam. Kalau belum bisa meningkatkan hasil produksi, setidaknya tahun ini diupayakan agar tak terjadi penurunan hasil produksi dan berkurangnya areal tanam," katanya. (Pemprov-Bhirawa)

Author By : Yasint - Disbun Bantu Rehab Gudang Tembakau - 14 Nov 2011