Image

Produksi Kopi Digenjot 1,3 Juta Ton

17 Nov 2011  |   Berita   |   72 views

Produksi kopi nasional digenjot untuk mengungguli Brasil dan Vietnam yang kini menjadi produsen atas kopi dunia.  Target itu akan dicapai dengan cara meningkatkan produktivitas lahan kopi di Indonesia menjadi dua kali lipat.   Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI), menargetkan produksi kopi Indonesia akan menjadi nomr dua di dunia dalam waktu lima tahun ke depan.

Ketua Bidang Industri dan Spesialti AEKI, Pranoto Soenarto, mengatakan, produktivitas lahan kopi di Indonesia masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan negara lain.  Dengan luas 1,3 juta Ha, hanya memproduksi kopi sekitar 600.000 ton pertahun.  “ Luas lahan Vietnam hanya 500 Ha tapi produksinya dua kali lipat dari Indonesia, “ Kata Pranoto, Rabu (16/11).

Saat ini posisi Indonesia berada di urutan ketiga setelah Vietnam dan Brasil.  Produktivitas kopi di Vietnam memang lebih tinggi karena menggunakan pupuk kimia dan pestisida.  Sedangkan di Indonesia, perkebunan kopinya cenderung alami dengan menggunakan pupuk kandang tanpa pestisida.

Untuk menjadi produsen nomor dua di dunia, Pranoto mengatakan asosiasi tengah bekerjasama dengan pakar kopi dari Brasil yang merupakan negara penghasil kopi terbesar di dunia.  Langkah yang akan ditempuh lebih fokus pada penyesuaian dan pengembangan genetika kopi.

Sementara untuk menambah jumlah lahan menurutnya sangat sulit karena penambahan lahan perkebunan prosesnya rumit dan melibatkan banyak kementerian seperti Kemenhut, Kementan, Kemenperin dan kemendag.  Menurut Pranoto, pakar kopi dari Brasil berjanji bisa meningkatkan produktivitas lahan kopi di Indonesia.  “ Saya akan belajar langsung ke Brasil, “ kata Pranoto.

Dalam lima tahun ke depan, Pranoto menargetkan produksi kopi di Indonesia bisa mencapai 1,3 juta ton pertahun.  Selanjutnya, 10 tahun berikutnya, Indonesia diharapkan bisa mengalahkan produksi Brasil yang mencapai 3,5 juta ton pertahun dengan lahan 2,5 juta lahan.

Pranoto juga mengatakan, Indonesia akan terus memperluas hasil produksi kopi untuk di pasarkan ke pasar global. Salah satunya adalah China yang akan menjadi target pasar. "Kita harus melihat China sebagai potensial market. Kalau China akan betul-betul seperti Jepang akan mengkonsumsi kopi maka kita butuh 1 negara seperti Vietnam produksinya, jadi kita perlu 1,2 juta ton,” katanya.

Sehingga ke depannya Indonesia tidak akan pusing melihat pasar Eropa atau AS, kalau dengan pasar China saja sudah terjual habis. Makanya kita tidak boleh berhenti karena konsumsi dunia makin meningkat, karena China nanti kita akan jadi double konsumsi dunia dalam bentuk biji maupun olahan, lanjut Pranoto.

Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, Benny Wahyudi, mengatakan, pada 2010, Indonesia memproduksi 690.000 ton kopi atau 6% dari produksi kopi dunia. "Mayoritas kopi yang dihasilkan adalah jenis robusta," kata Benny.

Produksi kopi robusta mencapai 540.000 ton, sedangkan kopi arabika sebesar 150.000 ton per tahun. Dari jumlah itu, 68% di antaranya diekspor dalam bentuk biji kopi. Sedangkan sisanya diolah di dalam negeri.

Benny mengatakan sejauh ini ekspor bahan baku kopi lebih menguntungkan daripada kopi olahan. Maklum rata-rata pembeli kopi punya cara tersendiri dalam pengolahan kopi dan pencampurannya dengan bahan-bahan lain terutama untuk kebutuhan kafe atau restoran.

Harga kopi menjadi lebih mahal terutama untuk jenis spesialti dengan indikasi geografis tertentu. Kopi spesialti dari Indonesia yang sudah dikenal di dunia di antaranya Gayo Coffee, Mandailing Coffee, Lampung Coffee, Java Cofee, Kintamani Coffee, Toraja Coffee dan Luwak Coffee.

Industri hilir kopi di dalam negeri meskipun berkembang tapi cenderung lambat. Pada tahun 2007, jumlah perusahaan industri pengolahan kopi sebanyak 77 perusahaan dan sekarang menjadi 81 perusahaan belum termasuk industri kecil dan rumah tangga. Produksi kopi olahan pada periode 2007-2011 tumbuh rata-rata 3,5% per tahun. Produksi kopi bubuk dan instan pada tahun 2010 mencapai 151.671 ton. Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu daerah produsen kopi di Indonesia, akan mengambil peran guna mendukung program nasional untuk meningkatkan produksi kopi tersebut. Pada tahun 2010 di Jawa Timur terdapat areal kopi seluas p5.692 ha terdiri dari kopi arabika seluas 17.664 ha dan kopi robusta 78.028 ha, dengan produksi sebesar 56.202 ton, atau hampir 10 % dari produksi nasional; terdiri dari kopi arabika 7.466 ton dan robusta 48.736 ton. Jawa Timur mengembangkan kopi arabika pada lahan pegunungan > 800 m dpl. Sejak beberapa tahun terakhir dan pada tahun 2012 dikembangkan lebih luas lagi, rata-rata 2000 ha/tahun, karena potensi pasar ekspor jatim terus terbuka. (Surabaya Pos)

Author By : Yasint - Produksi Kopi Digenjot 1,3 Juta Ton - 17 Nov 2011