Image

Dihadang Berbagai Regulasi, Industri Rokok Tetap Tumbuh

04 Nov 2011  |   Berita   |   104 views

Pertumbuhan industri pengolahan tembakau di Jawa Timur pada Triwulan III tahun ini mengalami peningkatan sebesar 5,57 persen.  Populasi industri terbanyak tersebar di kabupaten Tulungagung, Blitar, Malang, Pasuruan dan Sidoarjo.  Namun pertumbuhan itu tidak dirasakan oleh industri kecil.

“Peningkatan produksi Cuma dialami oleh industri rokok besar. Industri kecil saat ini terpukul oleh sulitnya mendapatkan bahan baku. Walau ada harga tembakau mahal antara Rp 40 ribu hingga Rp60 ribu. Selain itu pabrik besar berafiliasi di wilayah kami,”ungkap Ketua Harian Forum Masyarakat Industri Rokok Seluruh Indonesia (FORMASI), Heri Susianto kepada Surabaya Post, rabu (2/11).

Akibat kekurangan dan mahalnya harga bahan baku, industri rokok kecil di malang Raya banyak yang gulunng tikar. Jumlah pabrik rokok kecil, lanjut Heri, yang masih bertahan di malang raya sebanyak 141 pabrik.

“Dulu di Malang Raya ada 300-an pabrik, sekarang keberadaan pabrik kecil disini turun terus dan mati suri,”katanya.

Dikatakan Heri, Pabrik kecil selama ini sulit mendapatkan bahan baku yang berkualitas. Meski sekarang terjadi panen, namun tembakau dengan kualitas yang baik sudah banyak diserap oleh pabrik besar. Sehingga pabrik kecil harus relah mendapatkan bahan baku dengan kualitas rendah. “Bahkan bahan baku yang kita pakai merupakan daun tembakau 3 dan 4 yang sudah disortir, kualitasnya rendah. Itu yang daya saing dan produksi kita menurun,”imbuhnya.

Untuk meningkatkan volume produksi, Heri menjelaskan pabrik kecil tidak mampu melakukannya. Dalam sehari, kapasitas produksi pabrik kecil sebesar 20 bal hingga 75 bal. “Kami tidak mampu memproduksi lebih dari 75 bal,”ujarnya.

Pendapat berbeda diungkapkan Ketua Gabungan Perusahaan Rokok Surabaya (Gaperos), Sulami bahan. Dia mengakui jika dari tahun ke tahun industri rokok mengalami peningkatan produksi. Adanya beragam regulasi untuk mengurangi jumlah perokok tidak berdampak signifikan terhadap produksi.

“Produksi rokok terus meningkat. Regulasi pemerintah mengenai dampak kesehatan merokok memang berpengaruh, tapi tidak membuat kami mengurangi produksi,”katanya.

Sulami menjelaskan, kendala yang dialami industry rorkok saat ini adalah mahalnya bahan baku seperti cengkeh dan tembakau. Dia menyebutkan, pada tahun 2010 lau produksi rokok di Jawa Timur mencapai 138 milyar batang dari 1.100 pabrik. “Sedangkan produksi nasional dari bulan Januari hingga Agustus 2011 sebesar 199,776 milyar batang dari 1.997 pabrik dengan perolehan cukai Rp15,87 trilyun,”sambungnya.

Seperti pernah diinformasikan, industry rokok tahun ini dihadapkan dengan naiknya bahan baku. Untuk harga cengkeh, kenaikannya sampai dua kali lipat yang awalnya Rp125 ribu/kg menjadi Rp250 ribu/kg.

Bahkan, kenaikan tersebut diikuti oleh sulitnya mendapatkan bahan baku. Berbeda, dengan tembakau. Pasokan yang melinpah, namun harganya sempat melejit antara Rp40 ribu/kg hingga Rp75 ribu/kg. (Pemprov-Surabaya Post).

 

Author By : Yasint - Dihadang Berbagai Regulasi, Industri Rokok Tetap Tumbuh - 04 Nov 2011