Image

Refleksi Hari Perkebunan ke-54

06 Dec 2011  |   Berita   |   69 views

 Refleksi Hari Perkebunan mengandung makna : silaturahmi sesama warga perkebunan untuk membangun bersama sama dan semangat mengabdi pada perkebunan. Makna silaturahmi untuk membangkitkan kembali semangat sebagai sesama warga perkebunan. Warga perkebunan ini adalah wujud energi dari berbagai elemen dari mulai pemerintah, stakeholder, petani perkebunan, dan masyarakat perkebunan. Yang dimaksud masyarakat perkebunan yakni siapapun yang terkait dengan bidang perkebunan baik pedagang komoditi perkebunan, lembaga-lembaga (LSM) atau organisasi/asosiasi, dan pihak lainnya yang ada keterkaitan dengan perkebunan.

Menjelang hari perkebunan akan ada malam ke arah mana akan dibawa. Disbun sebagai bagian dari pemerintah tidak ingin egois dengan mendikte dan memutuskan sendiri arah program pembangunan perkebunan. Dengan silaturahmi warga perkebunan diharapkan akan ada usulan-usulan, akan kemana sebaiknya perkebunan ini dibawa.

Makna kedua janji atau tekad untuk membangun perkebunan bersama-sama. Bukan pemerintah yang membangun, sedang petani yang menjadi objeknya. Disbun mewakili pihak pemerintah tidak ingin seperti itu. Tapi ada sebuah tekad bersama semua warga perkebunan. Pedagang tembakau sering dimusuhi. Blandong dianggap musuh yang merugikan petani. Padahal tanpa pedagang-pedagang pengumpul ini petani juga kesulitan menjual produknya. Jadi pedagang pengumpul juga ada manfaatnya. Untuk itu semua yang mencari rizki dibidang perkebunan memiliki tekad yang sama memajukan perkebunan. Jangan hanya pedagang yang untung banyak, sementara petani merugi. Atau sebaliknya petani untung, pedagang rugi. Tekad kita semua harus bisa mendapatkan untung.

Makna ketiga, semangat mengabdi pada perkebunan. Sehingga nanti perkebunan bisa menjadi suatu kegiatan yang harmoni dengan cita-cita mempertahankan hidup di perkebunan. Petani, pedagang, stakeholder, termasuk Dinas Perkebunan menggantungkan nasib dan rizki dari perkebunan. Untuk itu kita harus mengabdi ke pemberi rizki di perkebunan, yang pada akhirnya mengerucut pada Allah SWT.

Dalam ketiga makna apa yang harus dilakukan secara konkrit? Yang utama adalah pengembangan  sumber daya manusia. Secara fisik dan ekonomi, manusia harus ditingkatkanbaik ilmu pengetahuannya, wawasannya, maupun teknologinya. Manusia pada dasarnya sudah ada ilmu pengetahuan, tinggal pengembangan saja.

Selanjutnya pemanfaatan sumber daya alam. Kita harus memanfaatkan sumber daya alam ini sepandai-pandainya, dengan peningkatan iptek dan wawasan dari SDM yang mengelolanya, baik itu petani, pedagang, pemerintah dan warga perkebunan lainnya. Yang terakhir mengenai pengembangan sumber daya modal. Ada kegiatan konkrit kita untuk memperbaiki taraf hidup. Ini semua harus diperjuangkan di Hari Perkebunan ke 54 ini.


 

Author By : Yasint - Refleksi Hari Perkebunan ke-54 - 06 Dec 2011