Image

Tembakau, Harga Tetap Tinggi dan Terserap Pasar

02 Dec 2011  |   Berita   |   67 views

Di luar dugaan, produksi tembakau tahun 2011 mengalami kelebihan 30% dari yang ditargetkan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur sebesar 85 ribu ton. Over produksi tembakau yang mencapai  110 ribu ton, serasa menjadi luapan emosi bagi petani tembakau yang tahun lalu mengalami puso. Keterpurukan tahun lalu bisa ditutupi tahun 2011 ini, karena meski over supplay harga tembakau sama sekali tidak jatuh.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, Ir. Moch. Samsul Arifien, MMA menegaskan, kenaikan harga jual tembakau ini terutama dipancing oleh perusahaan rokok PT Djarum, yang sempat mengalami kekosongan gudang. Tahun lalu Djarum tidak banyak membeli karena panen tembakau gagal, baik sisi kualitas maupun kuantitasnya.
Kekosongan gudang itu yang mendorong perusahaan rokok itu memborong tembakau-tembakau berkualitas di berbagai wilayah di Jatim untuk menebus kekurangannya tahun lalu. “Estimasi kami kebutuhan tembakau untuk pabrik rokok besar mencapai 65 ribu ton, sedang untuk memenuhi kebutuhan 1.350 industri rokok kecil sekitar 20 ribu ton. Ternyata tahun ini panen tembakau meledak hingga 110 ribu ton. Kami sempat was-was harga jatuh dan panen tak terserap pasar. Tapi kenyataannya, harga tetap tinggi dan terjadi borong tembakau yang dimotori perusahaan rokok Djarum, “jelas Samsul.
Gebrakan Djarum ini sempat menyiutkan nyali perusahaan rokok lain seperti Gudang Garam, Sampoerna, Nojorono, Bentoel, dan lainnya. Namun kenaikan harga yang dipicu aksi borong oleh Djarum tetap menguntungkan di sisi petani, meski banyak pabrik rokok yang terpaksa menunggu giliran terakhir untuk beli tembakau, saat harga mulai turun. “Kami ya tetap harus berpihak ke petani. Kalaupun ada pabrik rokok yang tidak kebagian tembakau atau tinggal mitra petaninya karena mereka memilih pabrik rokok yang mau membeli lebih mahal, kami tidak bisa melarang. Tahun ini petani tembakau benar-benar bisa menebus kekecewaannya di tahun lalu. Bisa jadi semacam obat pelipur lara, “ kata Samsul.
Fakta di lapangan harga sangat bagus. Tembakau Paiton dihargai Rp 41 ribu. Kasturi Rp 43 ribu, padahal biasanya hanya Rp 35 ribu. Tembakau Virginia yang normalnya Rp 15 ribu kini bisa tembus Rp 27 ribu. Madura mampu menembus di kisaran harga Rp 45 ribu – 47 ribu. “ini hikmah dari fuso tahun 2010. Banyak gudang pabrik rokok besar kosong, karena tahun lalu panen turun dan kualitas jelek. Banyak yang tak mau beli. Djarum melakukan aksi borong dengan mempelopori harga tinggi . ini mengagetkan pabrikan rokok lain. Bahkan mitra Gudang Garam banyak yang lepas dan lari ke Djarum, sehingga Gudang Garam merugi, “jelasnya.
Euforia ini ternyata membuat sebagian petani membabi buta dengan tetap menanam tembakau di awal September. Padahal akhir Agustus atau awal September seharusnya sudah panen  terakhir. Karena tidak mungkin dilarang, maka kenekatan mereka berujung getir. Panen Agustus harga bagus, terutama di awal agustus, tapi yang tanam di awal September banyak terkena hujan. Panen-panen terakhir di Jombang terjadi setelah hujan turun. Panen tidak bagus dan harga sudah turun. “Tapi meski dibilang jatuh, harga tembakau petani masih beruntung dan cukup bagus, karena tahun lalu tembakau yang panen dimusim hujan hanya dihargai rp 1.000,- sampai Rp 2.000,- per kilo, “katanya.

Author By : Yasint - Tembakau, Harga Tetap Tinggi dan Terserap Pasar - 02 Dec 2011