Image

Disbun Perluas Lahan Jambu Mete Madura 2.750 Hektar

11 Jan 2012  |   Berita   |   65 views

Selama ini, produksi jambu mete di wilayah Pantai Utara (Pantura) Madura cukup potensial dengan didukung lahan seluas 30.167 hektar yang tersebar di empat kabupaten. Untuk memacu peningkatan produksi jambu mete, Pemprov jatim melalui Dinas Perkebunan bakal memperluas dengan intensifikasi lahan seluas 2.750 hektar.
Dari empat kabupaten di Madura, Bangkalan memliki lahan jambu mete seluas 8.339 hektar dengan produksi 1.833 ton, Sampang seluas 8.931 hektar dengan produksi 3.744 ton. Sedangkan Pamekasan memliki laghan seluas 2.038 hektar dengan produksi 1.070 ton, serta Sumenep 10.859 hektar dengan hasil produksi 3.398 ton.
“Pengembangan dan intensifikasi komoditi perkebunan kebun jambu mete di Pantura Madura ini dkami harapkan dapat meningkatkan produksi jambu mete Jatim di 2012,” kata Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Ir Moch samsul Arifien MMA.
Dari aspek hasil produksi jambu mete, Indonesia masuk peringkat kelima dunia setelah India, Nigeria, Brazilia, dan Tanzania. Dari hasil produksi itu, ternyata Jatim memberikan kontribusi sekitar 11 persen terhadap produksi mete nasional.
Menurut dia, tanaman mete memliki karakteristik unik yang mampu tumbuh di lahan kurang subur dan iklim kering. Tanaman ini juga menjadi salah satu alternatif  untuk peningkatan pendapatan masyarakat  yang berdomisili di lingkungan dengan lahan relatif marginal, seperti di Pantura Madura.
Potensi tanaman mete di Pantura Madura tumbuh baik dengan produktvitas rata-rata lebih tinggi dibanding wilayah lain dan menjadi sumber benih mete lokal dan nasional, karena terdapat pohon induk mete yang telah direkomendasikan. Di wilayah itu juga banyak dijumpai usaha pengolahan mete menjadi kacang mete.
Dari total luasan mete di wilayah Madura memang sudah mencapai luasan skala ekonomi. Namun secara potensial masih dapat ditingkatkan lagi menjadi 50.000 hektar, sehingga membentuk belt mulai dari Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan kearah timur berakhir di Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep.
Dari aspek SDM, secara tradisional petani Pantura Madura sudah terbiasa dalam melaksanakan  budidaya mete, sehingga upaya  pembinaan untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitas produk, tidak terlalu sulit. Bahkan, kini telah banyak berkembang kelompok-kelompok tani dengan usaha berbasis komoditi mete.
Selama ini, petani menjual produknya dalam bentuk biji/glondong mete. Hal ini disebabkan karena berbagai keterbatasan petani, antara lain petani perlu cepat mendapat uang, skala produksi  yang kecil/tidak efisien, kekurangan sarana pengolahan. Untuk pengolahannya selama ini msaih dilakukan oleh perusahaan atau eksportir mete.
Namun masih besarnya potensi ekpor mete juga masih menimbulkan berbagai persoalan. Beberapa di antaranya adalah rendahnya produksi, produktivitas, dan kualitas hasil komoditi mete. Bahkan, areal tanaman yang tua dan rusak masih cukup luas, yaitu 9.571 hektar atau sekitar 20 persen. Selain itu, lemahnya daya saing komoditi jambu mete dan posisi tawar petani juga menjadi kendala yang kerap terjadi.
Untuk itu, tahun ini pihaknya juga bakal mengupayakan pengembangan areal tanaman mete di Pantura Madura seluas 1.400 hektar dan merehabilitasi lahan seluas 500 hektar. Selain itu, pihaknya juga bakal memberikan pembekalan kemampuan SDM bagi aparat, petani, dan pemangku kepentingan yang mengani mete. Dengan begitu, diharapkan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejaheraan masyarakat di Pantura Madura. (afr/diskominfo jatim)

Author By : Yasint - Disbun Perluas Lahan Jambu Mete Madura 2.750 Hektar - 11 Jan 2012