Image

Kongres IKAGI ke-X di Surabaya

17 Feb 2012  |   Berita   |   62 views

Surabaya – Dalam Kongres Ikatan Ahli Gula Indonesia (IKAGI) ke-X yang berlangsung di Grand City Convex Surabaya pada tanggal 8-9 Februari 2012, persoalan mulai dari sumber daya manusia (SDM) hingga kesiapan teknologi untuk menunjang kebangkitan dan kejayaan pabrik gula berbasis tebu mendapat perhatian serius.

 Acara yang dihadiri sekitar 500 peserta ini merumuskan beberapa problem terkait kondisi pergulaan di Indonesia. Agenda daripada Kongres sendiri adalah peningkatan Sumber Daya Manusia, baik on farm (level budi daya) maupun off farm ( level pabrik). Selain itu, dalam acara yang dihadiri oleh seluruh direksi BUMN, administrator pabrik gula seluruh Indonesia, dan para peneliti gula seluruh Indonesia serta pemerhati gula di Indonesia juga merumuskan tentang cara peningkatan produksi, penemuan varietas unggul baru dan tepat guna, serta efesiensi mesin on farm dan off farm. 

Gubernur Jawa Timur, Soekarwo dalam sambutannya yang diwakili oleh Kepala Dinas Perkebunan Jawa Timur, Ir Moch Samsul Arifin MMA menyampaikan berdasarkan hasil evaluasi perkebunan tebu di Indonesia, beberapa industri menunjukkan pertumbuhan yang positif. Namun, dikaitkan dengan program revitalisasi gula hasilnya belum menggembirakan. 

Secara rinci sepanjang tahun 2011 dari sektor on farm, areal tebu belum mencapai sasaran. Tahun lalu sasarannya ditargetkan tumbuh sebesar 5%, tapi realisasinya hanya tumbuh rata-rata 3%. Produksi tebu hanya tumbuh 5%, sedangkan sasarannya 10%. Produksi gula tumbuh 4%, sasarannya yang ingin dicapai sebesar 11% dalam rangka mewujudkan swasembada gula di tahun 2014.

Sementara, dari sektor on farm, evaluasi kinerja pabrik gula masih memprihatinkan. Rendemen pertumbuhannya minus 0,25% dengan rendemen rata-rata 6,94%. Sedangkan yang ingin dicapai sampai tahun 2014 sebesar 8,28%. Demikian juga untuk efisiensi pabrik yang masih rendah antara 60% sampai 85%. Padahal harapannya pabrik bisa melakukan efisiensi di atas 85%.

Dari kondisi tersebut, Samsul menilai revitalisasi pabrik gula (PG) yang dikehendaki oleh Menteri BUMN, Dahlan Iskan melalui farm bahtsul masail yang dilaksanakan di Empire Palace Surabaya tanggal 5 Februari lalu (sebelum kongres) masih jauh dari ekspektasi. Sehingga ke depan industri gula diharapkan bisa mewujudkan cita-cita pemerintah di tahun 2012 ini.

Agar bisa mewujudkannya, tahun ini Dinas Perkebunan Jatim terus memacu produksi gula. Samsul menambahkan, produksi gula di Jatim tahun ini diproyeksikan mencapai 1,2 juta ton meningkat dari realisasi tahun 2011 yang tercapai 1,05 juta ton. Cuaca yang mendukung serta pengembangan areal di Madura seakan menjadi faktor pemicu tercapainya target produksi sebesar 1,2 juta ton.

Dalam Kongres IKAGI tersebut disinggung  juga bagaimana mengatasi persoalan industri gula nasional. Ketua Kompartemen Manajemen IKAGI, Adig Suwandhi menjelaskan, industri gula harus bisa menyelesaikan persolannya melalui komunitasnya sendiri dengan teknologi dan profesionalisme SDM, termasuk mengatasi kesenjangan (gap) manajemen dan unsur pelaksana di lapangan.  

“Peningkatan daya saing melalui produktivitas, efisiensi, dan mutu produk menjadi  kunci di sini,”ungkapnya.

Menurut pria yang juga menjabat sebagai General Manager Marketing PTPN XI ini, daya saing yang kuat memungkinkan harga pokok produksi (unit cost) semakin kompetitif mengarah pada yang sudah dicapai produsen terefisien di dunia (USD 350/ton gula).  

“Kunci dari daya saing adalah produktivitas mengarah minimal 8,00 ton gula/ha, yang dapat dicapai melalui rendemen minimal 9,00%,”ulasnya.


Author By : Yasint - Kongres IKAGI ke-X di Surabaya - 17 Feb 2012