Pestisida Nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Pestisida nabati bersifat “pukul dan lari” yaitu apabila diaplikasikan akan mengendalikan hama pada waktu itu dan setelah terbunuh maka residunya cepat menghilang di alam. Jadi tanaman akan terbebas dari residu sehingga tanaman aman untuk dikonsumsi. Tumbuhan pada dasarnya mengandung banyak bahan kimia yang merupakan poduksi metabolit sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat pertahanan dari serangan OPT. Oleh karena itu, jika dapat mengolah tumbuhan ini sebagai bahan pestisida maka akan membantu masyarakat petani untuk menggunakan pengendalian yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan sumber daya setempat ( Kardinan, 2002).
Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik yaitu :
1. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa
2. Menghambat pergantian kulit
3. Menganggu komunikasi serangga
4. Menyebabkan serangga menolak makan
5. Menghambat reproduksi serangga betina
6. Mengurangi nafsu makan
7. Memblokir kemampuan makan serangga
8. Mengusir serangga (Repellent)
9. Menghambat perkembangan patogen penyakit
10. Menarik kehadiran serangga/ atractan (efektif untuk perangkap)
11. Menurunkan kepridian
12. Pengaruh langsung sebagai racun (perut atau sistemik)
Salah satu jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan pestisida nabati adalah srikaya. Nama umum: Srikaya, Nama Inggris: Custard apple, Atis, Cherimoya, soursop, Sweetsop Nama daerah : Delima bintang (Aceh); Seraikaya (Lampung); Sarikaya (Minangkabau); Srikaya (Sunda); Srikaya (Jawa Tengah); Sarkaya (Madura); Sarikaya (Dayak); Garaso (Bima); Ata (Timor); Sirikaya (Gorontalo); Atis (Manado); Sirikaya (Bugis); Sirikaya (Makasar); Atisi (Halmahera); Atis (Ternate); dan Atis (Tidore). Srikaya dapat dijumpai di Indonesia. Tanaman ini berasal dari daerah tropis Habitat: Tanaman banyak ditemukan di dataran rendah hingga ketinggian kurang lebih 800 m dpl, dan banyak dibudidayakan di ladang serta di halaman rumah. Adapun taksonomi srikaya ( Annona squamosa) adalah :
Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Ranunculales
Suku : Anonaceae
Warga : Annona
Jenis : Annona squamosa
Ciri – ciri tanaman srikaya yaitu Pohon atau perdu, tinggi ± 7 m. Batang, berkayu, bulat, bercabang, coklat kotor.Daun tunggal, bulat telur atau lanset, ujung tumpul, pangkal meruncing, tepi rata, panjang 6-17 cm, lebar 2,5-7,5 cm, pertulangan menyirip, hijau keputih-putihan, hijau. Bunga tunggal, bentuk lonceng, kelopak segi tiga, kecil, benang sari banyak, putih, tangkai sari panjang,kepala putik menyatu, bakal buah banyak dan mudah rontok, mahkota berdaging tebal, panjang 2-2,5 cm, putih kekuningan. Buah, buni, majemuk, bulat, berbongkolbongkol, diameter 5-10 cm, dilapisi lilin, hijau. Biji, bulat telur, hitam. Akar, tunggang, bulat, kecoklatan.
Kandungan kimia : Kandungan kimia yang terkandung dalam tanaman ini antara lain asetogenin, squamocin, bullatacin, annonacin dan neoannonacin. Bagian tanaman yang digunakan adalah akar, daun, buah dan biji. Cara kerja yaitu senyawa kimia yang terkadung dalam srikaya dapat bersifat sebagai: 1. Bersifat sebagai insektisida 2. racun kontak 3. Penolak (repellent) 4. Penghambat makan (antifeedant).
1. Alex S. 2011. Budidaya dan khasiat srikaya untuk kesehatan dan bisnis makanan. Yogyakarta (ID): Pustaka Baru Press
2. Dewi Melani. 2020. Pengenalan Tanaman Obat Sebagai Pestisida. BBPP Ketindan. Lawang Malang
3. Tohir Kaslan. 1984. Bercocok Tanam Pohon Buah – Buahan. Pradnya Paramita. Jakarta.